Kamis, 24 November 2011

IAIN IB DIJAMAH JIL

Rabu, 23 November 2011 03:49

BEDAH BUKU KEMI

PADANG HALUAN — Bedah buku yang diselenggarakan Komunitas Epistemik Muslim Indonesia (KEMI), di aula Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, Selasa (22/11), berjalan menarik, dan mengundang banyak komentar dari pihak civitas akdemika IAIN Sendiri, maupun dari luar lingkungnan kampus.

Acara dapat menyedot masa yang cukup banyak. Karena menghadirkan Moqsith Ghazali, yang dikenal sebagai tokoh Jaringan Islam Liberal, tampil sebagai pemateri tunggal.

Muqsith Gahazali menjelas­kan, kelemahan umat Islam saat ini selalu mengaitkan apapun dengan masa lalu. Ia berpendapat, mulai menjamurnya gerakan-gerakan konservatif dalam beraga­ma, akan menyebakan umat mengalami kemunduran kerena sifat jumud dalam beragama. Contohnya, penegakan agama menjadi dasar bernegara.

Salah seorang aktivis maha­siswa Fakultas Syari’ah IAIN IB, Adi kurniawan berpedapat, leberalisasi akan menjadikan agama tidak sakral lagi. Kebe­naran Islam akan menjadi relatif, hal tersebut akan menimbulkan kebimbangan dalam beragama.

Dia menambahkan, mema­hami Alquran dengan cara pan­dang liberal, akan memasung agama Islam menjadi sekedar informasi kajian intelektual, yang tidak perlu ada komitmen terha­dapnya. Padahal, agama Islam merupakan sebuah ajaran yang komplek, dan harus diterapkan dalam kehidupan umat. Baik secara individu maupun dalam bernegara, seperti yang dicon­tohkan Rasulullah.

Dekan Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang,Alkhendra turut hadir Dalam pertemuan mengatakan, setiap orang bisa-bisa saja berpendapat, tetapi jangan sampai sebuah kayakinan yang kita pahami malah menam­bah kebi­ngungan di tengah-tengah umat.

“Masyarakat kita sekarang ini butuh kesejahteraan, terlepas dari kemiskinan, bukan teori-teori yang masih mengawang. “Supaya tidak terjadi pertentangan yang lebih mendalam antara pihak JIL, dengan kelompok yang dimak­sudkan konservatif dalam bera­gama itu, ada baiknya kita saling berempati satu sama lain,” katanya.

Semetara itu, Irfianda Abidin ketua Komite Penegakan Syari’at Islam Sumbar, menyayangkan kedatangan pentolan Jaringan Islam Liberal tersebut di IAIN Imam Bonjol Padang.

Dikatakannya, umat Islam pada saat ini memang hendak diliberalkan dalam seluruh aspek kehidupan. Mulai dari keyakinan, berprilaku dan berfikir. Target utamanya adalah menye­barluas­kan ideologi sekuler kapitalis.

Akktor liberal cukup bera­gam, mulai dari kalangan itelek­tual yang belajar di dunia barat, para pejabat di birokrasi, bahkan ada dari kalangan guru agama. Gerombolan liberal juga me­nyerang ide-ide tentang pene­gakan Syariat Islam. Mereka mengambarkan kepada masya­rakat, syariat Islam itu meru­pakan peraturan yang tidak patut diterapkan, membuat opini publik dan menawarkan ide-ide plural­nya, sehingga gagasan mereka tersebut dapat diterima masyarakat.

“ Menurut saya acara ini membahas masalah yang sangat sensitif, seharusnya KEMI juga mengundang kalangan yang mem­perjuangakan Syariat Islam, sehingga ada perimbangan. “Kami dari KPSI siap jika pihak JIL mau berdialog. Saya berharap para petinggi IAIN Imam Bonjol Padang, menjaga Perguruan Tinggi Agama yang kita bangga­kan ini, tidak dicemari oleh gagasan-gagasan liberal,” tandasnya.

Acara di hadiri civitas akade­mika IAIN Imam Bonjol Padang, dan beberapa tokoh ormas sekota padang. buku yang berjudul pembaharuan pemikaran Islam Indonesia merupakan buku yang dibedah, sebagai tawaran dalam membangun kehidupan beragama dan berbangsa menjadi lebih adil, harmonis, dan bermartabat sesuai tuntutan kekinian. (h/yat)

Tidak ada komentar: