Selasa, 29 November 2011

POLEMIK JIL, IAIN HARGAI DISKUSI ILMIAH

Selasa, 29 November 2011 02:56

POLEMIK JIL

PADANG, HALUAN—Terkait pemberitaan sepekan terakhir yang mengaitkan IAIN Imam Bonjol Padang dengan Jaringan Islam Liberal membuat Rektor IAIN IB Makmur Syarif, Rektor angkat bicara.

Sebelumnya, Selasa (22/11) lalu, Komunistas Epistemik Muslim Indonesia (KEMI) menggelar diskusi bedah buku Pembaruan Pemikiran Islam Indonesia di Aula Fakultas Dakwah, dengan menghadirkan pembicara Moqsith Gazali, salah seorang pentolan tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL).

“Acara bedah buku hanya sebuah diskusi menambah ilmu pengetahuan dan memberikan wacana baru di lingkungan kampus. Di samping itu, keterbukaan sangat diperlukan dalam mengembangkan khazanah pemikiran Islam. Tanpa diskusi ilmiah, ilmu pengetahuan tidak akan berkembang. Terlepas dari pro kontranya, masyarakatlah yang akan menilai,” kata Makmur Syarif kepada Haluan, Senin (28/11).

Ia menjelaskan, tidak ada maksud untuk menjadikan IAIN IB menjadi kampus yang liberal.

“Saya memahami tidak ada istilah liberal, Islam itu satu. Keberagaman cara pandanglah yang membuat sepertinya terjadi perbedaan dalam dunia Islam. Kemerdekaan berpikir sangat dituntut dalam mencerdaskan generasi muda Islam ke depan,” katanya.

Makmur Syarif menambahkan, permasalahan utama yang dialami umat Islam saat ini adalah terlalu fanatik dengan kelompok. Sehingga, sering memonis segala sesuatu itu berdasarkan dengan asumsi dasar pemikiran. Akibatnya, apabila sebuah pemikiran baru datang, beramai-ramai menolaknya. “Padahal belum tentu sesuatu yang baru tersebut salah, bahkan bisa saja gagasan baru tersebutlah yang akan membawa kepada kemajuan.”

Sementara itu, Makmur Syarif menilai tulisan Fachrul Rasyid yang terbit di Refleksi Sabtu (26/11) di Haluan, hanya sebagai sebuah pendapat yang tidak komprehensif. Persepsi itu hanya dibangun dari satu sudut pandang, dan hanya mengambil beberapa kasus, kemudian diangkat dan dijadikan generalisir. Sebagai seorang alumni IAIN IB Fakultas Adab, Makmur Syarif menghargai pendapat Fachrul Rasyid.

“Saya menghargai pendapatnya, mungkin saja ia bermaksud menjaga IAIN IB, tetapi saya menilai pendapat yang ia tulis seperti itu cenderung mendiskreditkan dan tidak komprehensif,” kata Makmur.Menurutnya menjadikan IAIN sebagai UIN merupakan sebuah cita-cita yang harus diwujudkan. Dengan diintegrasikannya pendididkan agama dengan umum, keselarasan pendidikan akan terjadi. Sudah banyak bukti yang memperlihatkan diubahnya IAIN menjadi UIN akan memperoleh sebuah kemajuan.

“Kita tidak perlu terjebak dengan opini yang dikembangkan oleh sebelah pihak. Mari kita berkerja sama, dan mendukung setiap program yang akan memajukan IAIN Imam Bonjol Padang,” imbuhnya.(h/yat)

JADIKAN 1 MUHARAM MOMEN PERBAIKAN DIRI

Senin, 28 November 2011 02:25

AMRI MANSYUR

“Tahun baru Hijriah merupakan moment yang perlu dimanfaatkan umat islam untuk memperoleh rido Allah dalam menempuh kehidupan,” kata Amri Mansyur pembantu Rektor Tiga Universitas Baiturrahmah Padang kepada Haluan, Jum’at (26/11) lalu.

Di samping sebagai dokter gigi, Amri Mansyur juga aktif dalam dunia dakwah di Su­matera Barat. Nuraninya ter­gerak karena melihat realitas masyarakat Islam, yang sudah tidak lagi mencerminkan sebagai khirul ummah (umat yang terbaik).

“Umat Islam menjadi khu­irul ummah berabad abad lamamnya, dari zaman Ra­sullah hingga Khilafah Us­manih pada tahun 1924. Ke­mulian itu didapat karena umat ini ta’at kepada perintah Allah, dan kehidupannya diatur me­lalui ajaran Islam, se­be­bagai­mana firman Allah dalam surat Ali Imran 103 yang artinya, Dan berpeganglah kamu se­muanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mem­persatukan hatimu, lalu men­jadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang ber­saudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu men­dapat petunjuk,” ungkap Amri Mansyur.

Baginya, pergantian tahun bukanlah hal yang mesti di­rayakan. Tetapi, bagaimana seharusnya menyikapi per­gantian tahun demi tahun tersebut. Dalam pandangannya, sudah selayaknya umat Islam sadar bahwa kita sekarang berada dalam perang pe­mi­kiran (ghozul fikri).

Tidak sedikit dari kita yang kalah dari pertempuran pe­mikiran itu. Buktinya, telah banyak dari kalangan cen­dikiawan kita memilih cara pandang barat dalam berfikir, dan menjalani hidup. “Bukan kita anti barat, tetapi ada hal-hal tidak bisa dicampurdukkan. Perkembangan ilmu penge­tahuan sience bisa diam­bil. Tetapi, cara pandang ke­hi­dupan, berprilaku, ber­pakaian, tidak bisa diterima karena ia adalah buah paradapan dan ideologi yang bertentangan dengan akidah,” katanya.

A­mri menambahkan, Ma­lalui 1 muharram, mari kita bersama-sama menginstropeksi diri, jika tidak Allah akan menimpakan azab kepada kita, dan mengganti kita dengan umat yang lain. Selain aktif dalam dunia pendidikan, buya Abi mansur sekarang aktif di Front Masyarakat Pembela Islam (FMPI).(h/yat)

Kamis, 24 November 2011

IAIN IB DIJAMAH JIL

Rabu, 23 November 2011 03:49

BEDAH BUKU KEMI

PADANG HALUAN — Bedah buku yang diselenggarakan Komunitas Epistemik Muslim Indonesia (KEMI), di aula Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang, Selasa (22/11), berjalan menarik, dan mengundang banyak komentar dari pihak civitas akdemika IAIN Sendiri, maupun dari luar lingkungnan kampus.

Acara dapat menyedot masa yang cukup banyak. Karena menghadirkan Moqsith Ghazali, yang dikenal sebagai tokoh Jaringan Islam Liberal, tampil sebagai pemateri tunggal.

Muqsith Gahazali menjelas­kan, kelemahan umat Islam saat ini selalu mengaitkan apapun dengan masa lalu. Ia berpendapat, mulai menjamurnya gerakan-gerakan konservatif dalam beraga­ma, akan menyebakan umat mengalami kemunduran kerena sifat jumud dalam beragama. Contohnya, penegakan agama menjadi dasar bernegara.

Salah seorang aktivis maha­siswa Fakultas Syari’ah IAIN IB, Adi kurniawan berpedapat, leberalisasi akan menjadikan agama tidak sakral lagi. Kebe­naran Islam akan menjadi relatif, hal tersebut akan menimbulkan kebimbangan dalam beragama.

Dia menambahkan, mema­hami Alquran dengan cara pan­dang liberal, akan memasung agama Islam menjadi sekedar informasi kajian intelektual, yang tidak perlu ada komitmen terha­dapnya. Padahal, agama Islam merupakan sebuah ajaran yang komplek, dan harus diterapkan dalam kehidupan umat. Baik secara individu maupun dalam bernegara, seperti yang dicon­tohkan Rasulullah.

Dekan Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang,Alkhendra turut hadir Dalam pertemuan mengatakan, setiap orang bisa-bisa saja berpendapat, tetapi jangan sampai sebuah kayakinan yang kita pahami malah menam­bah kebi­ngungan di tengah-tengah umat.

“Masyarakat kita sekarang ini butuh kesejahteraan, terlepas dari kemiskinan, bukan teori-teori yang masih mengawang. “Supaya tidak terjadi pertentangan yang lebih mendalam antara pihak JIL, dengan kelompok yang dimak­sudkan konservatif dalam bera­gama itu, ada baiknya kita saling berempati satu sama lain,” katanya.

Semetara itu, Irfianda Abidin ketua Komite Penegakan Syari’at Islam Sumbar, menyayangkan kedatangan pentolan Jaringan Islam Liberal tersebut di IAIN Imam Bonjol Padang.

Dikatakannya, umat Islam pada saat ini memang hendak diliberalkan dalam seluruh aspek kehidupan. Mulai dari keyakinan, berprilaku dan berfikir. Target utamanya adalah menye­barluas­kan ideologi sekuler kapitalis.

Akktor liberal cukup bera­gam, mulai dari kalangan itelek­tual yang belajar di dunia barat, para pejabat di birokrasi, bahkan ada dari kalangan guru agama. Gerombolan liberal juga me­nyerang ide-ide tentang pene­gakan Syariat Islam. Mereka mengambarkan kepada masya­rakat, syariat Islam itu meru­pakan peraturan yang tidak patut diterapkan, membuat opini publik dan menawarkan ide-ide plural­nya, sehingga gagasan mereka tersebut dapat diterima masyarakat.

“ Menurut saya acara ini membahas masalah yang sangat sensitif, seharusnya KEMI juga mengundang kalangan yang mem­perjuangakan Syariat Islam, sehingga ada perimbangan. “Kami dari KPSI siap jika pihak JIL mau berdialog. Saya berharap para petinggi IAIN Imam Bonjol Padang, menjaga Perguruan Tinggi Agama yang kita bangga­kan ini, tidak dicemari oleh gagasan-gagasan liberal,” tandasnya.

Acara di hadiri civitas akade­mika IAIN Imam Bonjol Padang, dan beberapa tokoh ormas sekota padang. buku yang berjudul pembaharuan pemikaran Islam Indonesia merupakan buku yang dibedah, sebagai tawaran dalam membangun kehidupan beragama dan berbangsa menjadi lebih adil, harmonis, dan bermartabat sesuai tuntutan kekinian. (h/yat)

JANGAN TAKUT DIKEMOTERAPI

Kamis, 24 November 2011 02:17

IRZA WAHID

Setelah bertahun –tahun Men­jalani profesi sebagai dok­ter penyakit dalam, mem­buat Dr Irza Wahid Sp.PD mengerti, betapa besar nik­mat sehat dalam kehidupan. Namun dia menyayangkan karena masih banyak dari kalangan Indonesia tidak terlalu peduli dengan kese­hatan.

Akibatnya, bermun­cu­lanlah berbagai macam pe­nyakit. Salah satu penyakit yang menjadi momok mena­kutkan pada pe­riode seka­rang adalah kanker. Dari tahun ketahun kasus pen­derita kan­ker terus meningkat.

Menurutnya, dalam pena­talaksanaan pengobatan kan­ker, meliputi disiplin ilmu yang kompleks, tergantung bagai­ma­nan tingkat stadium yang di­derita pasien. Ada pasien yang harus dioperasi, bahkan mem­buang sebagian dari ang­go­ta tubuhnya. Cara ini dilaku­kan bagi pasien yang memiliki jaringan sel-sel kanker yang ga­nas. Ada juga yang tidak per­lu operasi dalam pengo­ba­tannya.

Salah satu dari sekian ba­nyak prosedur pengobatan kanker adalah kemoterapi. Memang, kemoterapi banyak disalahartikan masyarakat. Ketakutan para pa­sien terhadap kemoterapi, mem­buat mereka enggan mengikuti po­rsedur tersebut. Padahal, kemoterapi merupakan bagian yang amat penting dari pengo­batan pen­derita tumor maupun kanker.Kepada Haluan Irza men­jelaskan, dalam pengertian yang paling umum, kemoterapi adalah pengobatan penyakit dengan mamasukkan bahan kimia melalui pembuluh darah, untuk mem­bunuh mikro-orga­nisme atau sel-sel kanker.

“Kemoterapi memang me­miliki efek samping, ia mem­bunuh sel yang membelah de­ngan cepat, salah satu sifat-sifat utama sel-sel kanker. Ini berarti bahwa itu juga meru­gikan sel yang membelah dengan cepat yang lain, seper­ti sel-sel di sumsum tulang, saluran pencernaan maupun sel-sel rambut, dalam pro­sesnya pasien akan mual, muntah, kehilangan selera makan, kehilangan berat ba­dan,” katanya.

Tetapi janganlah takut, kemoterapi bukanlah akhir dari segalanya. Efek-efek yang dirasakan tersebut hanya bersifat temporal tidak per­manen. Ini artinya, jika pasien sudah menyelesaikan pengo­ba­tan kemoterapi setelah be­berapa kali, pasien yang bersangkutan akan kembali kepada keadaan sediakala.

Yang sangat disyangkan adalah, para pasien penderita kanker yang tidak mengikuti kemoterapi. Ini artinya, mereka tidak mengikuti SOP pengo­batan, akibatnya, sel-sel kanker tidak habis, akibatnya bisa saja menim­bulkan sel-sel jaringan Kanker yang baru. Untuk itu, para pasien tidak­lah perlu takut dengan kemo­terapi, karena kemoterapi ha­nya salah satu dari rangkaian proses pengobatan bagi pen­derita kanker.

Saat ini, Dr Irza Wahid SpPd bertugas di RS M. Damil Padang, dan sebagai ketua Perhimpunan Hermatologi Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia Cabang Padang (PERHOMPEDIN). (h/yat)

Kamis, 17 November 2011

ANAK BUTUH PERHATIAN LEBIH

Kamis, 17 November 2011 02:39

PADANG, HALUAN — Banyak sekali anak yang tidak patuh, dan bersikap tidak hormat kepada para orang tuanya. Fenomena seperti ini mudah sekali ditemukan, tidak jarang anak melawan orang tuanya sendiri dengan alasan yang sebenarnya tidak tepat.

Menurut dr Amel Yanis SpKJ, Dokter Spesialis Kejiwaan di RS M. Djamil Padang dan Dosen Fakultas Kedokteran Universitas Andalas, pada dasarnya, terben­tuknya sikap tersebut juga sangat besar dipengaruhi oleh ling­kungan.

“Sebetulnya, dalam hubungan pengaruh dan mempengaruhi, terlihat bahwa anak dalam per­kem­bangan dirinya, memperli­hatkan sifat-sifat yang tertuju pada lingkungan. Maksudnya, lingku­ngan menerima sifat tersebut dan anak memperlihatkan reaksi sifat-sifat dasarnya.

Perkembangan pesat di bidang teknologi merupakan salah satu faktor dalam mempengaruhi pribadi anak. Menjamurnya inter­net, ditambah lagi dengan tonto­nan di media eloktronik, melengkapi semua faktor eksternal yang turut mempengaruhi sikap anak,” paparnya.

Dikatakan dia, perubahan lingkungan tersebut memberikan rangsangan pada anak, yang sangat berpengaruh terhadap perkem­bangannya khususnya perkem­bangan sikap dan pembentukan kepribadiannya.

Amel menjelaskan, ada bebe­rapa hal yang harus di perhatikan, dan dilakukan para orang tua, jika anak mereka sudah mulai menam­pakkan sikap tidak hormat kepadanya.

Pertama, Memberikan perhati­an yang lebih kepada anak. Perhatian akan membuat anak merasa lebih dicintai dan dihargai. Terkadang, para orang tua meman­dang remeh sebuah pertanyaan kepada anak. Seandaikan mereka tahu, sebuah pertanyaan yang dilontarkan dengan penuh rasa kasih sayang sangat berpengaruh kepada anak.

Kedua, memberikan keperca­yaan. Jika dikategorikan, anak yang berada pada usia remaja merupakan masa yang sangat sulit diperhatikan, dan rentan dengan pengaruh lingkungan.

“Kepercayaan yang diberikan kepadanya akan membuat ia lebih hormat kepada orang tuanya, dengan catatan kepercayaan harus diiringi pengawasan dari orang tua,” katanya.

Ketiga, selalu bersikap konsis­ten dihadapan anak. Biasanya, tanpa sepengetahuan orang tuanya, mereka melakukan penilaian terhadap orang-orang disekeliling­nya, pun hal tersebut dilakukan kepada orang tuanya.

Dikatakannya, berlaku kon­sisten dan tepat janji akan mem­buat anak merasa nyaman dan bangga kepada orang tuanya. Sebaliknya, jika orang tua tidak tepat janji dan tidak konsisten dalam bersikap, hal tersebut akan menghilangkan kewibawaan orang tua kepada anak.

“Pada prinsipnya, berikanlah perhatian kepada anak sehingga ia merasa nyaman berada dekat dengan orang tuanya,” terangnya. (h/yat)

HTI SUMBAR TOLAK KEDATANGAN OBAMA

Kamis, 17 November 2011 03:26

PADANG, HALUAN — Ratusan massa Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Sumatera Barat menggelar aksi tolak kedatangan Obama di Gedung DPRD Provinsi Sumatera Barat, Rabu (16/11).

Setelah dilakukan di beberapa kota besar yang ada Indonesia, aksi tersubut dilajutkan ratusan massa Hizbut Tahrir Sumbar demi menguatkan opini publik

Dengan mengangkat tema tolak Obama, tolak Kapitalisme dan Imperialisme, tegakkan Syariah Khilafah ratusan demonstran me­nyampaikan aspirasi mereka.

Ketua HTI Sumbar, Rozi Saferi berpen­dapat, Amerika Serikat jelas memiliki kepentingan di kawasan ASEAN, Indonesia yang menjadi Core State, tentu memiliki nilai penting bagi mereka. Sebagai Negara eksportir minya dan gas terbesar di asia tenggara, Amerika Serikat harus memiliki hubungan yang baik dan stabil dengan Indonesia. Bagaimanapun tingkat kebutuhan energi Amerika sangat tinggi, dan Indonesia meru­pakan salah satu sumber pemenuhan tersebut.

“Kapitalisme global telah menjerat Negara –negara berkembang masuk dalam perangkap mereka. Hingga Negara-Negara tersebut terjebak dalam lilitan hutang yang tidak akan habis–habisnya. Semua itu makin mem­perlihatkan ambisi mereka untuk mengukuhkan dominasinya di Negara-Negara tersebut,” katanya.

Sebelum mendatangi gedung DPRD Provinsi Sumatera Barat, para demontran berkumpul di Mesjid Raya Al-Azhar Air Tawar Padang, aksi dimulai dengan berjalan kaki tepat pukul 14:00 WIB menuju gedung DPRD Sumbar. (h/yat)

Rabu, 16 November 2011

BELAJAR DARI PENDIDIKAN JEPANG

Rabu, 16 November 2011 02:07

HABIBUL FUADI

Perjalan dua minggu tersebut merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya, me­nelusuri beberapa sekolah kota di Jepang. Raut wajahnya nan cerah menyambut Haluan di kediamannya Komplek Cen­dana Lubuk Buaya.

Dia adalah salah satu dari orang enam orang Indonesia yang beruntung mengikuti pelatihan yang diselengarakan oleh Jepan International Cor­porate Agency (JICA), sebuah lembaga Internasional Jepang, yang konsen dalam pem­be­nahan pendidikan.

Habibul Fuadi dan ka­wannya berangkat tanggal 8-22 Oktober lalu untuk di training, mereka kuliah bersama para pakar pendidikan Jepang, diberikan penjelasan dan diajak berkeliling pada tujuh sekolah ternama yang ada di jepang, terkait bagaimana Jepang menerapkan sistem pendidikan.

Saat ini, Program yang dijalankan JICA sendiri sudah jalan tahun ketiga, kerjasama tersebut terjalin antara Jepang dan Negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Menurut Habibul Fuadi, program Listen Study yang di terapkan pada pendidikan Jepang, merupakan kunci yang membut pendidikan mereka dapat berkembang dengan cepat. Listen study merupakan salah satu program yang dapat disebut dengan managemen hak belajar setiap murid.

Maksudnya adalah, setiap guru wajib memberikan per­hatian khusus bagi setiap murid, dengan memantau setiap per­kembangannya. Guru di­wa­jibkan mengamati murid-muridnya, mencari tahu apa­kah murid tersebut sudah belajar sesuai dengan harapan, atau masih belum memenuhi kriteria yang diharapkan.

“Selama saya berkunjung ke beberapa sekolah Jepang, para guru memang lebih men­dorong siswa agar aktif ber­diskusi dengan siswa yang lain, cara ini lebih dikenal dengan sebutan Colaboratif Learning. Para guru hanya lebih dite­kankan memperhatikan per­kembangan siswa,” katanya.

Di SMP Ushiko Johnam Tokyo, bahkan telah me­nerapkan Community Lear­ning. Maksudnya ada­lah, pada waktu-waktu tertentu proses belajar mengajar antara guru dan murid dapat dilihat oleh para wali murid, dan siapa saja yang berkeinginan melihat. Bahkan, pihak sekolah mengun­dang secara khusus para orang tua murid pada hari itu.

Semua dikelola oleh pihak sekolah, dari mulai program pembelajaran hingga makanan yang dikomsumsi oleh para siswa ketika istirahat. “ Saya tidak menemukan di sana jajanan lepas seperti di sekolah-sekolah kita disini. yang paling mengesankan bagi saya, dan kawan-kawan selama ber­kunjung di sekolah-sekolah jepang tersebut adalah, ter­jalinnya kedekatan antara murid dan gurunya. Ungkap Habibul Fuadi.

Dalam training tersebut, dari enam orang peserta In­donesia, Ikut bersamanya Darmalis kepala sekolah SMP 1 Padang, sebagai kawan yang mewakili peserta dari wilayah Indonesia bagian barat.

Mengawali karir sebagai guru Biologi, Habibul Fuadi Kini menjabat sebagai Kabid luar sekolah pada Dinas Pen­didikan kota Padang.(h/yat)

Selasa, 15 November 2011

PULUHAN SISWA SMA ADABIAH KESURUPAN

Selasa, 15 November 2011 02:25

PADANG HALUAN—Ratusan civitas akdemik Adabiah yang sedang mengikuti proses belajar mengajar, dikejutkan dengan puluhan siswa yang mengalami kesurupan.

Esto, salah saeorang murid yang berada di tempat kejadian mengatakan, peristiwa tersebut terjadi antara pukul 09:00 WIB hingga pukul 11:00 WIB. Kejadian berawal ketika seorang siswi SMA meronta-ronta. Orang-orang dilingkungan sekolah tidak menyangka, bahwa siswi tersebut kesurupan. Setelah didekati, ternyata mata siswa tersebut menunjukkan ia dalam keadan tidak sadar.

Kemudian siswa yang lain memeberitahukan kepada majelis guru dan guru segara menghampirinya. Setelah melihat gelagat tidak normal dari siswa ini, pihak guru langsung memberikan pertolongan. “Tangannya dipegangi teman-teman, tidak beberapa lama, siswa tersebut semakin liar dan meronta-ronta lebih keras,” kata Esto.

Esto menambahkan, karena sudah tidak memperlihatkan tanda-tanda kesadarannya, dan semakin tidak bisa dikendalikan. Siswa tersebut dilarikan ke masjid Yayasan Adabiah, yang berada tidak terlalu jauh dari gedung SMA.

Peristiwa tersebut memancing para siswa SMA Adabiah yang lain histeris. Akbitnya, siswa yang ikut larut dengan kejadian dan malah ikut kesurupan. Seolah seperti virus yang menyebar, dari satu orang siswa, hingga menyebankan puluhan siswa yang lain juga kesurupan.

Karena sudah tidak bisa dikendalikan, akhirnya pihak sekolah memutuskan untuk memulangkan siswa SMA Adabiah pukul 10:00 WIB. Dari sekian banyak siswa yang kesurupan, tidak seorangpun diantara mereka yang laki-laki.

Menurut perhitungan Esto, ada sekitar 25 orang siswi perempuan yang kesurupan, “Saya tidak mengetahui apa penyebabnya. Terakhir, pukul 11:00 WIB, ada seorang yang baru sadar, semua siswa yang kesurupan di obati di masjid sekolah,” katanya.

Sementara itu, Ahong, teknisi yang sudah bekerja tahunan di Yayasan Adabiah, peristiwa kesurupan yang dialami para siswa, memang baru kali ini. Sepengetahuannya, kejadian seperti ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Ia berharap para siswa mendekatkan diri pada Allah SWT. “Kiranya dengan men­dekatkan diri pada Allah, gangguan jin dapat dihindari,” katanya. (h/yat)

MENGENANG 10 NOVEMBER

SUTAN SOFIAN

Walaupun sudah berusia cukup lanjut H Sutan Sofian Idris masih sangat mengingat peristiwa 10 November 1945. Baginya, peris­tiwa tersebut me­rupakan contoh bagi pe­muda saat ini. Atas keberanian para pe­juang, kemerdekaan yang sudah berada ditangan bangsa Indonesia dapat di­per­tahankan.

Sebagai seorang pensiunan militer, dia sangat paham apa yang seharusnya di­lakukan bangsa ini. Baginya, bangsa yang besar adalah, bangsa yang menghargai jasa-jasa para pahlawannya.

Menurut Sofian, terpilihnya Syafruddin Pra­wira Negara, dan Buya Hamka sebagai pahlawan nasional, merupakan berita yang cukup baik. tapi dia menilai, masih bayak tokoh Sumbar yang lain yang juga patut untuk diperjuangkan menjadi pahlawan na­sional.

“Kita memang sudah mulai lupa dengan sejarah, ada bayak hal tidak diketahui masya­­rakat pada saat ini . Pertama dari se­mbilan orang yang merumuskan UUD Dasar 1945, tiga orang diantarnya adalah orang Minang. Antara lain, Muhammad Hatta, Muhammad Yamin, dan H Agus Salim. Arti­nya, 33 persen tokoh sumatera barat me­nyumbang peletakan dasar negara ini.

Kedua, tiga orang penggagas Pancasila, Soharto, M Yamin, Supomo. Dari tiga orang tersebut, satu di ataranya adalah putera Minang. Ini artinya, 33 persen meletakkan dasar idiologi bangsa ini disumbangkan putera Minang. Ketiga. Coba anda katakan siapa pengagas utama teks proklamasi ke­merdekaan Indonesia? “Soekarno dan Hatta”, ini artinya 50 persen dari lahirnaya teks prokla­misi merupakan sumbangan pemuda Minang.

Ketika itu jumlah penduduk Indonesia sekitar 10 juta, dan jumlah penduduk Sumbar kurang dari 1. Dapat disimpulkan, masyarakat Minang yang hanya berjumlah yang minim mampu berkontribusi besar bagi 10 juta penduduk In­donesia.

“Harapan saya, bagi para pemuda, khusunya para pemuda Minang, mari kita kembali mem­balik-balik lagi buku sejarah. Dengan hal tersebut diharapkan mereka paham betapa strategisnya posisi pemuda minang pada zaman perjuangan bagi Indonesia. Saat ini, Sofian Idris meng­habiskan hari tuanya sebagai pengawas di SPBU Suka Indonusa Jl Khatib Sulaiman Padang. (h/yat)

Sabtu, 04 Juni 2011

kpi, hanya kenangan

Rahmat hidayat, panggilan ajo melekat buat dia. Siapa yang tidak kenal gelar ini, dari gelar ini kita bisa menebak asalnya dari mana dia berasal. Ganteng punya ambisi jadi orang sukses dunia akhirat, dan istri inginnya sholehah. ada nggak yang mau daftar,? Memangnya perlombaan.

Icol dianto, eh ini nama atau istilah. Jangan salah lho…ini nama kok, biar agak aneh namanya tapi huebat bisa tamat 3,5 tahun. Dipanggil icol asal dari Sutra, Pessel. Kalau ini orangnya gigih dan bernyali tinggi. Kalau bicara sama dia jangan heran kena bentak, maksudnya suaranya yang lantang, Lahir 10 Maret 1987.

Firdaus bin Musa, Tahu nggak ini siapa. Ini jagonya berlayar didunia maya suka facebookan. Kalau dia sih kosma abadi, doyan mie lagi. Asal muara labuh lahir tanggal 02 Maret 1988.

Jimmi nurmansyah, awas senyumnya menggoda lho. Siapa yang dekat kesambar sama dia. Biar nggak kena godaanya pakai saja kaca mata kuda, becanda kok…! Asal alahan panjang, danau kembar yang ada pariwisatanya itu lho…!

Rahma suwita syaf, kalau ini orangnya anggun, hobi merangkai kata alias nulis. Mulai dari puisi sampai cerpen, kalau ini panggilan negeri asal one. Tahukan panggilan ini biasanya orang mana yang panggil one. Ayo cari tahu, jadi in PR Rumah aja ya…?

Giska Raisya Nensi, ini negeri asal karupuak sanjai mau kirim nggak kalau dia pulang kampung, pasti pada mau , yee..enak aja, Dia wanita ayu, se ayu sabun ayu, Ah promosi nih.

Marliza, nama pendek tapi tidak sependek orangnya, berasal dari bungus, orang yang dingin-dingin adem, eh mangnya udara, nggak lah maksudnya sedikit bicara baca ketawa, he..heee….

Robbi purnama, kayaknya nyanyi wali nih, ya allah…hu ya rabbi, Cuma ditambahin purnama, ini orang sijunjung, dengarlah bahasanya bila bertanya” opo koba ciak, lai boyiak kan? Ontahlah…, khusus cewek jangan begorah dia guanteng dari pada genteng.

Ini jago boxer namun rendah hati, gombalnya bahaya lho…, Jika ingin ketemu sama dia harus siap kena gombalnya, punya jurus penangkal nggak…he…he…asal Riau, punya rasa belas kasih yang tinggi.

Syahidin, Pria punya rasa humor yang tinggi, teman Lokal sering bilang “nggak ada lo nggak rame” Orang medan “HORAS” bicara ngawurnya bikin orang suka ngeledeknya, rambut keriting, tapi dicari sama gadis-gadis, ups maksudnya gadis zaman dulu, sekarang udah jadi nenek-nenek, becanda kok…!

Muhammad paham Rambe, kalau ada kata rambe pasti kita langsung ingat danau toba, and pulau semosir, orangnya teguh pendirian dengan argumennya, biarpun orang akan bilang kamu ini egois, suka ngebut dengan motor, and becanda juiga.

Riki Chandra, kalau dengar bahasa saratuh, duo ratuh pasti kita ingat dari mana dia berasal, apalgi kalau bukan solok tepatnya diselayo, ini jago nyanyi and gitar, suka humor dan jagonya ribut dilokal, tapi bikin orang jadi heppy.

Putra susanto. Biar ada susanto bukan orang jawa lho…namun orang pessel, negeri seribu pasir, gayanya gila abiss sorot matanya yang tajam, bikin wanita kesengsem alias klepak…klepak.

Aan firtanosa, Berasal kerinci jambi, orangnya mudah senyum, tampang kayak orang korea, siapa gadis yang melihatnya rugi kiranya bila berkedip, sedikit bicara itu banyak bertanya itu gayanya bila diskusi.

Mirwan Akbar, berasal dari batam bicara lembut, tapi jangan coba2 kasar bisa kena sihir mataharinya ntar, bila melihat dia sekali pandang, kita akan ingat nama dia saat ketemu dilain waktu.

Jefrizen azizi, ustadz yang teguh pendirian dengan penampilan islaminya, pakai peci kemana pergi, biar mudah dikenal orang untuk dipanggil mengisi pengajian kale…, kalau soal cewek jangan ditanya dia juga jago, mulai bahasa bicaranya yang puitis, juga senyumnya adalah modal utamanya untuk membuat remaja mabuk kepayang.
penulis,
Firdaus bin musa
PADANG, HALUAN- Peristiwa memillukan itu masih teringat jelas dalam memorinya, saat dia menceritakan dengan amat seksama kepada Haluan. beberapa tahun yang silam, Syamsuarlisman tinggal di Propinsi Lampung. Ada Sebuah pengalam yang sangat membekas yang dia rasakan. Hingga, rasa cemas itu terbawa hingga kekota Padang ini.
Tangangannya meraba-raba sebuah aki kecil, sebagai alat pengeras suaranya yang hendak dia matikan, ketiaka ucapan salam Haluan terdengar telingannya. Dengan wajah ramah, dia menjawab salam Halaun. Walapun Haluan tau dia tidak mengetahui siapa yang datang.
Kelebihannya, mampu membaca huruf Arab Braille (Alquran timbul) yang dia dapat dari Jawa. “ Pada tahun 1972 bapak ke Jawa belajar di pusat pendidikan kegunaan tunanetra, atas bantuan biaya dari keluarga,” kata Syamsuarlisman.
Dia adalah seorang penderita tunanetra, yang tak rela menghidupi keluarganya hanya dengan meminta-minta. Suaranya yang indah, serta kemampuannya membaca Al-Qur’an dengan huruf Arab Braille, adalah kelebihan tersendiri bagi Syamsuarlisman. Dengan kemampuan itulah dia memncari rezeki dari Tuhan.
Tepatnya, dia bisanya duduk di depan toko Sari Angrek Padang. sebuah daerah perlintasan yang cukup ramai di Pasar Raya Padang. Tersirat rasa haru ketika Haluan memulai berbicang-bincang dengan Syamsuarlisman.
Namum sayang, pengalaman pahitnya ketika berada di kota Lampung, masih jelas dipelupuk matanya. Hingga rasa itu masih tetap ada ketika berada di kota Padang ini. Ketidak ramahan pemerintah kota Bandar Lampung membuatnya terus hidup berpindah-pindah selama berada disana. “saya bukan pengemis, kenapa saya terus diusik layaknya seorang pengemis jalanan. Saya hanya berusaha mencari penghidupan untuk sesuap nasi, berusaha sesuai dengan kemampuan saya,” keluhnya kepada Haluan dengan mata berkaca-kaca.
Teptnya pada tahun 1997, setelah dia tidak berapa lama tinggal di Bandar Lampung sekelompok orang datang memaksanya untuk naik kesebuah mobil. Didalam mobil itu sudah ada beberapa orang pengemis yang bisa meminta-minta di kota Bandar Lampung. “ hati saya sangat sedih sekali saat itu, seolah-olah orang seperti saya tidak patut menempati kota. Padahal saya tidak menggagu ketertiban umum,” ungkap Syamsuarlisman.
“Selama 20 hari saya ditahan di kantor Dinas Sosial Bandar Lampung. Dengan alasan, saya mengganggu kenyamanan di daerah pasar bambu kuning Bandar lampung. Memang, tempat itu adalah tempat bapak mengaji. dibawah toko-toko yang menjulang. Di emperan toko itulah bapak duduk seperti di kota Padang ini, melantunkan ayat-ayat suci Al-Qur’an” jelanya.
Setelah dua puluh hari tahan, dia di bebaskan dan dipulangkan kembali ke sumatera barat. “ bapang merantau kesana, tentunya ada harapan, penghasilan disana lebihlah ketimbang di Sumatera Barat,” Papar Syamsuarlisman
Itulah syamsuarlisman, menjoba Mencari rezeki dengan cara yang halal, Ditengah keterbatasan bukanlah perkara yang mudah baginya. Sifatnya yang tulus, mengaji ditengah terik panas udara kota Padang. berusaha memberikan kesejukan dengan bacaan Al-Qur’nnya indah, adalah bagian dari pekerjaan Syamsuarlisman (63). Yang Haluan temui di kawasan Pasar Raya Padang.
Saat ini, Syamsuarlisman memang masih mengaji di tengah kerumunan orang di kawasan Pasar Raya Padang. dengan harapan peresistiwa yang menimpanya di Bandar Lampung tak terulang menimpa kembali, di negerinya sendiri.
Seperti itulah Syamsuarlisman, tidak seperti penyandang cacat yang lain, dia tetap berusaha berikhtiar tanpa harus memint-minta kepada orang lain. Mengaji ditengah kerumunan orang yang berbelanja di kawasan Pasar Raya Padang. dia duduk dengan sebuah meja kecil, tempat dia meletakkan Al-Qur’an. Dengan bantuan satu Aki kecil dan sebuah mikrofon yang dibawa dari rumah. Dengan itulah Syamsuarlisman melantukan ayat-ayat suci ditengah hiruk pikuk suasanan Pasar Raya Padang.
Pada tahun 1963 dia merantau ke kota Padang, dari kampunnya di Solok. Sampai dikota Padang, Syamsuarlisman tinggal ditempat saudaranya. Selama beberapa tahun dia berpindah-pindah, Dari rumah saudara kerumah saudara yang lain. Hingga, pada tahun 1972 tersebut dia berangkat ke Jawa untuk belajar membaca Al-Qur’an Braille (Al-Qur’an tulisan timbul).
Setelah tiga tahun belajar di Jawa, Syamsuarlisman pulang ke Padang. Dengan Kemampuan yang didapat dari Jawa itulah dia mencari nafkah untuk kehidupannya.dia pernah sempat mengajar orang- orang sesama tunanetra, belajar huruf Braille. Dan sekarang, dia menetap di kota Padang. Tinggal di daerah Koto Marapak, Kec Padang Barat. Di sebuah rumah sederhana yang dia beli dari hasil usaha kerasnya menabung sedikit demi sedikit.
Di usia senjanya, Syamsuarlisman tetap mengaji di kawasan pasar raya Padang. dengan harapanya, permasalahkan yang pernah menimpanya tidak terulang. Karena anggapan mengganggu kawasan pasar. “ Mudah-mudahanlah kejadian yang memilukan itu tidak terjadi kembali. Saya yakin, pemerintahan disini jauh berbeda dengan disana. Justru dikota padang ini saya mengharapkan pemerintah lebih memperhatikan orang seperti saya,” harapnya. “Saya tidak meminta – minta, saya hanya mencari nafkah. Tanpa harus mengadahkan tangan kepada orang lain,” timpalnya lagi.
Penghasilan yang Symasuarlisman tidaklah besar. “ Saya tidak bersedih dengan apa yang saya dapat. Walaupun kecil cukup untuk memenuhi kebutahan saya di hari tua ini,” katanya. Bisanya Syamsuarlisman mengaji dari Pukul 12:00 wib hingga pukul 20:00 WIB. “ Sampai saat ini, saya cukup bangga apa yang saya lakukan. Saya bersyukur dengan apa yang telah saya dapat,” tutupnya.(h/cw25)

Senin, 07 Maret 2011

Peserta Diklat Diasah Pengetahuan Politik Dan Hukum

Padang, haluan – peserta diklaht harian umum haluan dihari ketiga diberikan materi tentang politik dan hukum (26/2), pelatihan dimulai jam 09:00 dikatantor harian umum haluan komplek bandara tabing jl hamka Padang, tampil sebagai pemateri Marzul Very ketua KPU Sumbar dan Rusdi Zen seorang Advokat Sumbar, acara dihadiri 30 orang peserta didik.

Sesi pertama disi dengan materi politik yang dijelaskan oleh ketua Kpu Sumbar Marzul Very, sebagai seorang yang mengerti politik dan dunia perpolitikan beliau menjelaskan peran KPU sebagai tonggak penegak demokrasi yang ada di Indonesia, mengupas fungsi KPU sebagai salah satu elemen penting dalam demokrasi. Pelatihan berjalan lancar dan bersemangat, salah satu statmen penting yang ia lontarkan “demokrasi hendaknya berlandaskan hukum/ sesuai undang- undang” ungkapnya, hal ini disampaikan atas keprihatinan terhadap situasi perpolitikan yang semakin lama semakin terseret kearah arus yang tidak sehat, “KPU tidak bisa berbuat apa-apa karena hanya sebagai panitia penyelengra pemilu” tambahnya. Keterangan yang disampaikan ketua KPU Sumbar ini membuka mata para peserta pelatihan terhadap pentingnya politik yang sehat karena akan berpengagruh terhadap stabilitas Negara, sesi pertama berkhir menjelang zhuhur, peserta diberikan kesmpatan beristirahat untuk sholat dan makan siang.

Sesi kedua dijadwalkan jam 14:00 wib dengan mengadirikan aktif hukum Rusdi Zen, juga berprofesi sebagai advokat dan sebagai pengasuh Rubric konsultasi hukum di Harian Umum Haluan yang terbit pada hari Minggu. pelatihan dimulai tepat jam 14:30 dikarenakan pemateri terlambat hadir, hal ini tidak mengurangi semangat peserta diklat untuk menerima materi yang akan disampaikan seorang Rusdi Zen, sesuai dengan keilmuan yang beliau miliki materi yang disampaikan berhubungan dengan hukum, ia menjelaskan mulai dari fungsi pers dan resiko-resiko hukum yang dapat menjerat seorang wartawan jika melanggar norma-norma baik perdata maupun yang mempunyai unsur pidana. Pengetahun hukum sangat diperlukan seorang wartawan tanpa mengetahui hal tersebut wartawan sangat berpeluang untuk terjerat kasus hukum. Pernytaan menarikpun keluar dari seorang Rusdi Zen “kalau ingin menyembunikan sumber buktikan fakta peristiwa” ungkapnya, yang menambah khazanah pemikiran peserta pelatihan, Rudi Zen juga manyatakan bahwa dalam kasus-kasus terentu suatu peristiwa bias saja dirancang oleh sebuah media atau lembaga yang di exspos kepada public.

Profesi kewartawaannan yang menyentuh ranah umum mengaruskan wartawan kaya dengan pemahaman politik dan hukum karena itu merupakan senjata, uud pers hanya melindungi watawan yang mematuhi kode etik kewartawanan, bayaknya penumpang gelap dalam profesi kewartawaan atau wartawan gelap alias menjadi wartawan tanpa menjalankan kode etik jurnalstik membuat hukum tidak akan pandang buluh kepada siapapun, dikesempatan terakhir Rusdi Zen berpesan untuk menjadi wartawan prounden, “wartawan yang membanggakan”. Acara berakhir tepat jam lima sore ditutup dengan pengarahan yang diberikan oleh pembimbing peserta pelatihan Syamsu Rizal, sempat terjadi diolog tentang beberepa hal yang terkait masadepan peserta pelatihan setelah berakhirnya masa selama tiga bulan hal ini ditanyakan oleh salah seorang peserta yang lansung dijawab oleh syamsu rizal yang cukup membuat peserta puas.(h/dyt)

RAHMI BAGINDO FAHMI: “WARTAWAN HARUS MILIKI MOTIVASI”

Padang, Haluan – Rahmi Bagindo Fahmi tampil sebagai pemateri dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan Harian Umum Haluan yang di sponsori Haluan Media Grup, beliau memberikan materi motivasi kepada peserta pelatihan jurnalistik, bertempat di Komplek Bandara Tabing Jl Hamka Padang, yang dihadiri 28 peserta. pelatihan ini akan dilaksanakan selama tiga bulan, satu bulan di kelas dan dua bulan di lapangan.
Harian Umum Haluan menghadirkan Rahmi Bagindo Fahmi dengan tujuan memberikan motivasi kepada peserta pelatihan jurnalistik, materi pelatihan ini diberika dengan maksud memberi semangat kepada calon wartawan yang dilatih di Harian Umum Haluan, memberikan kepercayaan diri kepada peserta untuk bangga menjadi wartawan dan menjadi seorang jurnalis yang menjadi mediator antara masyarakat dengan penguasa, hal tersebut bisa dilakukan apabila pelatiahan ini mengahasilakan wartawan yang berkualitas dan memiliki motivasi yang benar, Menurut syamsu rizal kordinator pelatihan yang diwawancarai disela-sela pelatihan.
Pelatihan dimulai pukul 14:00 ba’da Jum’at, dalam materi yang disampaikan Rahmi Bagindo Fahmi menjelaskan kepada peserta pelatihan ”motivasi karena adanya keinginan tak disuport, merasa harus menjadi special ditengah tengah keluaraga dan masyarakat” ungkapnya, acara juga dihadiri salah seorang dewan redaksi Harian Umum Haluan Fachrul Rasyid, Rahmi Bagindo Fahmi menambahkan “ manusia digerakkan oleh motivasi terhadap apa yang ingin ia capai, motivasi yang menjadi kekuatan seseorang, untuk itu para wartawan harus nemiliki motivasi yang benar” untuk membentuk wartawan yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat tidaklah mudah, apa yang dilakukan Harian Umum Haluan dibawah management Haluan Media Grup sangatlah tepat, pelaihan ini diharapkan mampu mengahasilkan jurnalis yang berkualitas dan profesional jelas Rahmi Bagindo Fahmi yang diwawancarai setelah memberikan materi dalam kegiatan pelatihan tersebut. Icol Dianto salah seorang peserta pelatihan meberikan keterangan “pelatihan ini sangat bermamfaat disamping membekali para peserta dengan ilmu jurnalistik peserta juga suguhi pengetahuan umum yang mampu menjadi senjata ketika telah benar-benar terjun dalam dunia kewartawanan“ menurutnya.

DIKLAT HARIAN UMUM HALUAN HADIRKAN AKTIVIS LINGKUNGAN DAN EKONOM

PADANG, HALUAN – Diklat yang diselenggarakan oleh Harian Umum Haluan, dikator Redaksi komplek Bandara Tabing Jl Hamka Padang Senin (27/2), menghadirkan dua praktisi dengan kemampuan bidang yang berbeda, masing-masing memiliki kapasitas terbaik dalam bidangnya, Romeo Lisar pimpinan Bank Indonesia cabang Padang, dan syukri sa’ad aktifis lingkungan yang bergerak dalam pengembangan LSM yang berhubungan dengan kelestarian alam, pelatihan ini dihadiri 27 peserta, Berasal dari berbagai perguruan tinggi di Sumatera Barat dengan latarbelakang pendidikan yang berbeda-beda, baik itu yang sudah menyelesaikan studi maupun yang masih aktif sebagai mahasiswa.
Setelah berjalan satu minggu pelatihan yang di sponsori Haluan Media Grup ini memasuki minggu kedua tepat pada hari senin (27/2), setelah minggu pertama, diminggu yang kedua ini materi yang diberikan kepada peserta pelatiahan masih pembahasan-pemabahsan umum untuk memperkaya khazanah pengetahuan yang harus dimiliki para calon wartawan Haluan yang terdiri dari 32 orang peserta pelatihan sebelum turun langsung dalam dunia jurnalistik. Demi mendapat hasil pelatihan yang memusakan Harian Umum Haluan tidak segan-segan mengahdirkan pembicara kelas satu yang mempunyai kredibelias dalam bidangnya masing-masing.
Tampil sebagai pemateri pertama romeo lisar yang telah lama berkecimpung dalam dunia perbankkan, mengetahui seluk-beluk perekonomian, beliau menjelaskan bagaimana peran penting ekonomi dalam membangun sebuah bangsa, dengan ekonomi yang kuat angka kemiskinan akan terus dapat ditekan, krsis global telah menggunjang ekonomi dunia tidak terkecuali menerpa Indonesia, system kapitalisme neolib membuat Negara maju menjadikan secara tidak langsung negara-negara berkembang sebagai Negara jajahan, termasuk penjajahan ekonomi, “bertahan dan mencari solusi terhadap krisis itu yang kita usahakan” tambahnya. Keadaan ekonomi yang sedimikian buruk menimbulkan banyaknya pengangguran entah itu di Negara maju maupun berkembang. Dua jam berbicara remeo lisar membarikan pengalaman dan ilmu yang sangat berharga bagi para peserta diklat.
Sesi kedua dimulai pukul 14:15, konsultan Harian Umum Haluan Hasril Chaniago memberikan pengantar sebelum acara diisi oleh Syukri Sa’ad, dalam ucapannya Hasril Chaniago menggambarkan sedikit sosok Syukril Sa’ad, beliau mengatakan uwan Syukri adalah salah satu orang tergila di Indonesia dengan membakar ijazah selepas menamatkan pendidikan di Institute Teknologi Bandung, “Syukri Sa’ad adalah perpustakan berjalan yang dimiliki bangsa ini” tambahnya. Mewangawali pertemuan, uwan syukri memberi salam dengan penuh semangat kepada peserta diklat untuk membangun suasana yang disambut hangat peserta diklat, beliau menjelaskan beberapa latarbelakang pendidkannya untuk memotivasi peserta, tanpa ijazah ia bisa kembali ke ITB untuk mengajar. Dalam materi yang ia sampaikan ia mengatakan hampir seluruh elemen yang ada dinegara ini terlibat dalam perzinaan kapitalisme yang sebagian besar orang menggadaikan idealisme mereka tak terkecuali wartawan. Ia juga menambahkan pembangunan yang tidak merusak lingkungan sangat bermamfaat bagi kelangsungan hidup generasi penerus, “pembangunan yang dilakukan di minangkabau harus berbasis nagari agar kedepan nagari tidak dikuasai oleh berbagai eknik yang ada” ungkapnya. Acara berakhir 16:30 dengan beberapa pengarahan yang disampaikan Syamsu Rizal sebagai pembimbing peserta pelatihan Harian Umum Haluan.(h.m/dyt)
Diklat Harian Umum Haluan Dimulai

Padang, Haluan - program pelatihan jurnalistik harian umum Haluan angkatan pertama, yang bertemakan menciptakan jurnalis yang berkwalitas dan proesional untuk pertama kalinya digelar secara resmi di kantor redaksi harian haluan komplek bandara tabing, jl hamka padang senin (21/2). acara ini di hadiri oleh konsultan pengembangan media H. Hasril Chaniago, dan beberapa Dewan Redaksi H. Fachrul Rasyid, Syamsu Rizal. Kegiatan pelatihan ini dimulai tepat jam 9:05 wib dan berakhir jam 12:45 wib dengan dihadiri 30 orang peserta yang berasal dari beberapa kampus yang ada di Sumatra barat.
Pelatihan di sponsori oleh haluan media grup sebagai menagemen baru harian umum haluan, target yang akan dicapai dalam pelatihan ini adalah mencetak tenaga wartawan handal dalam dunia jurnalistik dengan maksud akan lahir para jurnalis-jurnalis yang memiliki kompetensi dalam bidangnya sehingga mampu memberikan pencerahan pada masyarakat, ini sesuai dengan moto haluan sendiri “harian umum haluan mencerdaskan kehidupan masyarakat”.
Syamsu rizal sebagai tim kerja redaksi harian umum haluan merangkap sebagai pembimbing peserta diklat menjadi pemandu acara ini hingga selesai, sebagai pembicara pertama dilakoni oleh dewan redaksi H. Fachrul Rasyid yang telah malang melintang dalam dunia jurnanlis pernah bersama Koran tempo dan gatra di Jakarta. Pelatihan perdana ini berlangsung santai dengan metode sharing. Kejeniusan Fachrur Rasyid tanpak jelas dari uaraian yang ia berikan kepada peserta pelatihan, sebagamana ia begitu gamlangnya mengurai angka-angka penduduk sumtera barat sampai jumlah professor yang ada di daerah tersebut dengan menghubungkannya dengan apa dampak terhadap masyarakat. Ia juga mengulas bagaimana muliannya profesi sebagai seorang wartawan sebagai penghubung antara pemerintah dan masyarakat “ wartawan adalah wakil rakyat tanpa denwan” ungkapnya. Bapak asril chaniago yang datang beberapa saat kemudian menjadi pemateri kedua, dengan pengalamannya yang segudang dalam dunia jurnalistik ia berbagi pengalaman dengan peserta diklat, ia memulai dengan kalimat yang sederhana tapi memiliki sejuta makna “mana yang lebih penting ijazah atau keterampilan” unkapnya. Pertanyaan tersebut membuat 32 orang yang menjadi peserta diklat terdiam, ada yang menjawab ijazah lebih penting karena disatu sisi sebuah formalitas juga menentukan peluang seseorang, sebagain peserta diklat juga berpendapat keterampilan lebih penting karna sebuah ijazah tidak akan berguna tampa adanya kompetensi dalam bidang tersebut, bapak hasril menjawab dengan jawaban yang singkat “coba saudara lihat basrizal koto, sekarang mana yang lebih penting?” jawabnya. Diolog yang terjadi sangat menarik dan hangat.
Menjelang zuhur pemeteri beralih pada bapak Yurnaldi, seorang tokoh pers nasional yang yang kenyang manis pahitnya menjadi wartawan di majalah kompas, dibawah managemen baru haluan media grup wartawan senior ini diboyong dari harian kompas dan berlabuh di harian umum haluan, beliua memaparkan ilmu yang ia miliki dengan bahasa yang singkat, hampir labih kurang empat puluh lima menit berbicara banyak statmen menarik yang dilontarkanya “ sebagai seorang wartawan harus memiliki keberanian menggugat kreatif dan memiliki kemampuan bahasa yang baik” salah satu ucapan yang ia sampaikan
Acara berakhir jam 12:45 seiring ucapan salam dari pembimbing peserta diklat Syamsu rizal dan dilanjutkan dengan santap siang bersama dikator Redaksi Harian Umum Haluan komplek Bandara Tabing.(h.m/dyt)

Aauto Biografi Singkat

Process Which Have Never Desisted.


Allamdulillahhirabbil'alamin syukur pada Allah swt yang senantiasa selalu memberikan rahmat yang tiada terhingga pada kita semua, dengan rahmat itulah kita diberikan iman, kesehatan, diberikan kekuatan sehingga kita masih hidup dan mampu berdiri tegak di bumi allah ini, atas ijinnya pula aku diberikan kekuatan hingga pena ini pun tergores dalam risalah yang sedikit ini, shalawat dan salam semoga tercurah pada kekasihku, suritauladanku, penutup sekalian para nabi dan rasul Muhhamad saw, semoga allah pertemukan ku dan hamba-hamba yang soleh dengannya amin. Dikesempatan yang terbatas ini aku mencoba untuk menggoreskan sedikit pena ini semoga dapat menjadi kenang-kenangan bagi teman-teman semua dan para pembaca dikalangan kampus umumnya
Pertama sekali saya ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya dan apresiasi yang setinggi tingginya kepada Bapak Hasril Chaniago selaku konsultan penegembangan media HMG memberikan tugas dan dorongan kepada saya untuk menulis Auto Biografi sebagai tugas dalam pelatihan yang diselangarakan harian umum haluan, mudah-mudahan allah selalu memberkahi bapak dan selalu berada dalam lindungannya. dorongan ini menurutku adalah buah pikir kreatif dari seorang yang cinta akan tulisan dan sadar betapa pentingnya sebuah tulisan terhadap generasi selanjutnya. Sebuah generasi akan terus dekenang dan diteladani apabila ia meninggalkan data-data yang lengkap untuk orang-orang selanjutnya tentunya melalui tulisan, artinya budaya tulis-menulis haruslah di lestarikan, karna sangat bermamfaat sekurang-kurangnya untuk diri kita sendiri.
Mudah-mudahan dalam tulisan yang singkat ini terdapat nilai-nilai yang dapat kita ambil dan semoga allah selalu membimbingku dalam hidup ini, walaupun terkadang aku selalu berbuat kesalahan yang mungkin mengecewakannya. Karna itu ampunkanlah aku ya Allah atas segala kealpaan dan ke papaanku. Tulisan ini aku persembahkan untuk ibuku yang tercinta, ayahku yang sudah tak bersamaku lagi tetapi cintaku selalu bersamanya, semoga allah mengampuni dosa-dosamu, teman-teman di gaekcentre, managemen grup, facebook, fantasi band, peserta pelatihan jurnalistik di harian umum haluan teman yang sama-sama masih berjuang denganku di Fakultas Dakwah IAIN Imam Bonjol Padang.

Aku dilahirkan di kampung dalam pada hari jum'at jelang kahtib akan naik mimbar tiga Maret 1989 Sumatera barat kabupaten Padang Pariaman di satu desa kecil yang indah dan subur dimana sawah-sawah membentang luas yang dikelilingi sungai, kalau pagi hari udara begitu segar suara air sungai mengalir mengikuti alirannya yang menimbulkan suara yang begitu indah yang dapat membius manusia yang melihat dan merasakanya seolah alam ini ingin mengatakan pada kita betapa sempurnanya ciptaan tuhan. aku dilahirkan dari pasangan zainal bin hasyim dan syukriati binti nahu, dilihat dari garis keturunan ayah aku bisa dikatakan berasal dari keturunan ulama karena kakekku seorang ulama besar di daerahnya Tuangku Hasyim, walaupun aku tak pernah berjumpa sosok kakek itu, menarik kalau dikaitkan dengan keturunan ibu, ayah dari ibuku adalah seorang pedagang buku-buku agama yang juga teman seperjuangan Buya Hamka yaitu buya azazudin anzalnahu yang hobinya berkelanan dari suatu daerah kedaerah yang lain meskipun demikian ia tak pernah meninggalkan tanggung jawabnya sebagai orang tua dari ibuku yang selalu mengirimkan kebutuhan mereka, beranjak usia lima tahun kami pindah dari kampung tercinta untuk menetap di Padang, mengingat ayahku di tempatkan dikota tersebut, tapi tak lama setelah berada di Padang, terjadilah suatu peristiwa yang tak disangka-sangka yang menyebabkan keluarga sangat sedih saat itu, ayahku diserang suatu penyakit yang menjadi momok yang amat menakutkan bagi orang-orang yaitu struk, penyakit yang begitu ditakuti yang membuat kita tidak mampu lagi beraktifitas seperti biasa, yang pasti membuat seorang manusia tidak mampu mengerahkan potensi yang ada pada dirinya, terkadang terbersit dalam hatiku saat ini "ya allah mengapa engkau berikan penyakit itu kepada ayahku,
Walaupun demikian allah ciptakan sesuatu pasti ada hikmahnya, tak ada satupun yang luput dari rencana Allah pada makhluknya melainkan dibalik itu semua Allah berikan pelajaran, terkadang manusia ada yang cepat merasakan pelajaran dibalik cobaan dan ada pula manusia yang butuh waktu yang panjang untuk mengungkap hikmah yang Allah berikan melalui musibah itu.
Walaupun demikian aku selalu meyakini bahwa allah pasti memberikan yang tebaik bagi hamba-hambanya yang sholeh yang selalu menggantungkan setiap persoalan padanya, ketika seorang hamba sudah berserah diri sepenuhnya pada allah maka akan menciptakan suatu kekuatan yang tanpa tanding yang menumbuhkan yang energi yang amat besar dari dalam diri yang mampu menghilangkan beban-beban persoalan yang dirasakan manusia, maka dalam persoalan apapun berusahalah mencari jalan keluar semaksimal mungkin dan pasrahkan sepenuhnya pada allah, lalu perhatikanlah apa yang terjadi.
Kehidupan dunia merupakan salah satu tahapan yang akan dilalui manusia, peoses yang begitu panjang yang akan dilalui manusia, dimana manusia terkadang lupa untuk apa ia diciptakan hidup didunia ini, tak satu pun yang akan luput dari pengawasan allah swt dalam artianaku memahami kehidupan adalah sebuah tanggung jawab yang semuanya akan di mintai pertanggungjawaban di depan mahkamah allah yang tak ada satupun ketika itu yang dapat disembunyikan, semua akan di buka walaupun borog kita itu tersembunyi dari pengetahuan manusia ketika hidup di dunia " ya robb ampunilah segala dosa yang takku sadari dan kesalahan yang aku sembunyikan dari manusia"
Setelah ayahku sakit dan tak mampu lagi beraktifitas secara normal mulailah muncul godaan-godaan syaithon yang terkutuk "semoga allah swt selalu melaknatnya" baik itu yang berupa jin maupun manusia yang membisik-biskkan pada hati manusia "ibuku" yang ketika itu memang dalam keadaan gonjang "sudalah tinggalkan saja suamimu itu.. tak ada yang bisa diharapkan dari orang yang sakit" kata para syaithon ini yang terus menggoda ibuku untuk meniggalkan ayahku tercinta. Tetapi ibuku adalah soarong istri sholeha yang setia akan suaminya dikalasenang dan susah yang tidak mudah begitu saja di hasut oleh syaithon yang terkutuk, yang selalu menyesatkan umat manusia kejalan kebinasaan, yang tak akan pernah senang kepada manusia, "hamm mudah-mudahan aku juga dapat seorang istri sholehah yang cinta akan tuhannya dan cinta akan suaminya".
Perjalan kehidupan ibarat sebuah lorong waktu yang terus bergulir yang akan memakan setiap materi yang ada didalamnya, tak peduli siapapun apakah ia manusia biasa atau orang yang terpandang dimata masyarakat seperti presiden. Semua yang berasal dari materi seperti tubuh manusia yang berasal dari tanah akan kembali ke tanah ruh yang suci akan kembali kepada tuhannya tergantung bagaimana ruh yang berada dalam materi tadi apakah memungsikan sepenuhnya potensi yang sudah di anugrahkan kepadanya dengan tunduk dan patuh pada penciptanya, "jika benar", maka ia akan kembali kepada tuhannya dengan penuh suka cita demikian pula sebaliknya tuhannya akan menyambut mereka, "ibarat seorang anak yang pergi jauh merantau meninggalkan orang tuanya ada rasa kerinduan yang amat sangat dirasakan keduanya, ketika masanya akan tiba untuk bertemu orang tuanya pasti akan menyambut anakanya dengat amat bahagia dengan penuh rasa suka cita begitu juga dengan sianak, ketika bertemu akan berlangsunglah pertemuan yang amat menyenagkan, pertemuan yang sudah di mimpi-mimpikan, inilah pertemuan sang hamba dengan khliknya di akhirat kelak.
Berbicara sejarah masa lalu merupakan pijakan kita untuk masa yang akan datang, sejarah merupakan hal yang tak terpisahkan dari anak manusia, dimana seseorang tersebut bisa mengukir sejarahnya sendiri tergantung dari apa yang yang sudah ia usahakan, hidup merupakan suatu pertanggungjawaban terhadap diri sendiri terhadap orang lain dan terhadap sang khalik sebagai pencipta kita semua. Semasa sd aku lewatkan dengan prestasi yang cukup membahagiakan orang tuaku, walaupun tanpa bimbingan ayah secara langsung karna memang beliau tidak bisa bebuat apa-apa. Aku tumbuh dibawah bimbingan sang ibu yang menurutku merupakan sosok yang amat tangguh dan penyayang, apalagi persoalan agama, ibuku amat keras dan tegas. terimakasih itulah kata yang bisa aku ucapakan pada ibuku atas semua ketegasannya dan kedisiplinannya dalam mengajarkan agama, apa lagi dalam persoalan sholat akan marah sekali ia jika ia tahu aku belum mengerjakan sholat, sekarang telah kurasakan akibat dari kedisiplinan itu dalam kehidupan ini.
Detik berganti detik, jam terus berganti jam, hari demi hari terus berjalan dan tahun berganti tahun tak lama terasa sudah tiba hari penentuan lulus-lulusan SD. Alhamdulillah atas ijin allah aku lulus dengan nilai yang baik, orang tuaku menganjurkan agar di lanjutkan ke sanawiyah, he memang ketika itu aku juga agak bandel aku anggab sekolah agama seperti sanawiyah itu sekolah No dua, karena mamang pada saat itu sanawiyah memang sekolah bagi orang-orang yang tidak lulus SMP, sedangkan nilaiku dapat lebih dari cukup untuk masuk SMP. Akhirnya dengan berbagai alasan aku utarakan untuk menolak anjuran ibu. Pada akirnya memang jadi juga sekolah di SMP hehehe.
Setelah tidak lama baru menjalani sekolah di SMP terjadilah peristiwa yang mungkin titik awal perjalanan hidupku yang akan kujalani, ayahku meninggal dunia pada saat umurku sekitar 13 tahun pada saat baru-beberapa bulan mencicipi bangku sekolah, beliau meninggal dalam keadaan sakit, "semoga penyakit yang di deritanya sampai ajal menjemput kehidupan berbuah dalam pengampunan yang engkau berikan kepadanya amin".
Semoga allah selalu memberi perlindungan pada kita yang senantiasa mencurahkan rahmat bagi orang-orang yang benar-benar yakin bertawakal padanya atas apa yang diterimanya, kehidupan merupakan lebaran-lembaran hari yang terus mengejar kita pada satu titik yaitu kematian, kematian adalah suatu hal yang pasti akan dilalui manusia maka persiapkanlah, jangan sampai pada saatnya tiba kita tidak memiliki perbekalan sedikitpun untuk memasukinya.

Sejak ayah meninggal ibulah yang mendidik dan membesarkanku dalam curahan kasih sayangnya yang tiada terhingga, karena memang akulah satu-satunya anak yang diharapkannya, karna aku memang tidak memiliki saudara seperti teman-temanku yang lain. Walaupun seperti itu ibu tidak pernah memanjakanku aku didik sadar dengan kehidupan bagaimana kehidupan ini begitu keras dan kita harus mampu untuk bertahan.
Pada awal-walanya memang ada rasa terpukul didalam hati ini, mungkin itu juga dirasakan oleh ibuku, ini sudah ketentuan dari sang pencipta dimana aku tidak pernah merasakan kasih sayang yang seutuhnya dari seorang ayah hingga ajal menjemputnya,
Tamat dari SMP aku lanjutkan masih ke sekolah umum, tak ada terpikir untuk melanjutkan kesekolah agama seperti MAN,"karna lagi-lagi aku anggab sekolah agama adalah sekolah nomor dua, kalau bisa sekolah no satu kenapa harus No dua". Itulah pikiran anak manusia yang terlalu muda. Walaupun sedari kecil aku sudah didik dengan agama yang cukup kental tetapi namanya anak yang masih belum matang dan masih mencari jati diri, hal-hal yang dilarang agama pun waktu itu ku lakukan dengan biasa.

Akirnya tuhan menyelamatkanku "ya allah janganlah engkau kembalikan aku kepada kekafiran setalah engkau beri aku beri hidayah" itulah doa yang selalu aku panjatkan setelah peristiwa itu. Dengan izin allah seolah-olah aku di dibimbing kerahnya, yang selama ini menjalani rutinitas agama hanya karena suruhan orang tua itupun tidak mencerminkan seorang muslim yang sebenarnya, tetapi kemudian perlahan-lahan aku mulai menemui apa yang aku cari.
Naik kelas II SMA semangat untuk menpelajari agama sangat tinggi yang membuatku terus merenung dan merenung tentang apa arti sebenarnya kehidupan ini, untuk apakah kita diciptakan, pertanyan-pertanyan seperti ini selalu menggantung dalam hati ini. Semakin kita merenung maka semakin kecil terasa diri ini dihadapan sang khalik.
Semoga allah selalu membimbing hambanya yang bersungguh-sungguh dalam beragama, dan berfikir, menggunakan hatinya untuk mencerna apa yang ada di sekitarnya, karna seluruh potensi yang ada pada diri ini akan diminta pertanggung jawabannya dihadapan yang maha pencipta yang menjadikan bumi dan langit dengan penuh kesempurnan dan keseimbangan, yang menjadikan setiap yang ada berpasang pasangan, maha agung engkau ya allah, semoga engkau tunjukan aku terus kejalan yang engkau ridhoi sampai tiba janji yang telah engkau tatapkan kepada seluru hambamu yang tak ada suatu makhlukpun yang dapat mengelak darinya? Kematian.

Masa – masa SMA adalah masa yang adalah saat paling mengesankan bagiku, masa yang penuh dengan kenangan-kenangan yang indah, menurut orang bijak katanyasih masa SMA masa yang paling indah, tapi ungkapan ini ada juga benarnya mungkin teman-teman semua juga merasakan hal yang sama. Tetapi semangat keislaman yang sudah cukup kuat dalam diri cepat membangunkanku, semangat keislaman inilah yang membuatku berbeda dengan teman-teman dalam melanjutka pendidikanku "ku bulatkan tekad untuk masuk IAIN dengan harapan dapat menimba ilmu agama lebih banyak lagi", aku palingkan muka dari tes SPMB dengan tujuan agar kosentrasiku tidak terpecah dan tidak membuka peluang untuk pendidikan umum, dalam pikiran, aku takut seandainya aku ikuti SPMB ternyata lulus akan membuatku bimbang dengan komitmen awalku,
Niat tulus ini yang mungkin membawaku ke fakultas dakwah, bertemu dengan teman-teman yangku lihat semangat kislamannyapun sangat tinggi, mudah-udahan dari generasi ini akan lahir tokoh-tokoh yang benar-benar ada komitmennya terhadap masa depan islam, yang meyakini sesungguhnya islam adalah agama yang selamat dan menyelamatkan manusia baik di dunia dan akhirat, generasi yang menerima sepenuhnya islam adalah sebuah sestem kahidupan yang mengatur manusia dengan tuhannya mengatur manusia dengan dirinya sendiri mengatur manusia dengan sesama manusia.
Semester satu kujalani dengan tinggal dirumah orang tua walaupun aku berniat untuk tinggal di masjid tetapi untuk mencari mesjid yang dapat ditinggali tidak mudah, saat tinggal dirumah akupun tidak berdiam diri dan terus mencari informasi dan berdoa kepada allah agar membarikan mesjid tempat menimba pengalaman dan menempa diri, sebenarnya kata sebahagian orang aku aneh, kenapa mau tinggal di masjid sedangkan rumah orang tua di Padang, "kan bisa enak dan santai kata sebagian teman-teman" tetapi itulah yang membuatku keluar dari rumah dan mencari penghidupan sendiri dengan niat mudah-udahan allah memberiku kemandirian dalam hidup.
Alhamdulillah doaku terjawab ketika salah seorang teman meneleponku pagi itu, "ada mesjid kosong di daerah jati" syukur pada allah dengan proses yang mudah aku dapat tinggal di mesjid itu, semuanya atas kemudahan dari Allah sampai saat ini aku masih tinggal dimesjid itu, dan sekarang bagaimana kita harus memaksimalkan waktu yang sudah disiapkan allah untuk hambanya mudah-mudahan kita dapat menjawab bahwa ketika didunia kita pergunakan untuk hal-hal yang bermamfaat, ya allah jadikanlah ini sebuah proses yang dapat menjadikanku sadar akan kehidupan yang sebenarnya.

Hari berganti hari, minggu keminggu pun terus berjalan tak terasa sudah hampir dua tahun aku tinggal di mesjid ini, banyak pengalaman pengalaman menarik, pengalaman menyenangkan dan pelanganman luka pun sudah kulalui mudah-mudahan pengalaman ini yang akan mendewasakanku dalam memahami kehidupan ini. sebenarnya aku tak perlu tinggal di mesjid itu yang membuat sebagian temanku menyebutku aneh lagi hehe, karna memang aku sebenarnya berdomisili sejak kecil di Padang dan orang tuaku pun sudah lama merantau ke Padang dan sudah punya rumah sendiri disini "jadi apa salahnya aku tinggal dirumah tanpa harus besusah payah tinggal dimesjid" omongan orang tinggallah omongan tidakku gubris hehehe, pencarian jadi dirilah yang mebuatku begini, pancarian akan makna hidup yang sebenarnya dan alhamdulillah telahku dapatkan sedikit demi sedikit, karna dalam asumsiku tinggal sama orang tua tidak akan membuat perkembangan yang berarti dalam hidupku dan itupun aku rasakan sendiri perasaan malas cenderung menyelimuti yang membuatku merasakan hidup ini tak bermamfaat, terlebih lagi aku anak satu-satunya dalam keluarga, aku tak ingin terjebak dengan ini semua mudah-mudahan allah melihat keseriusanku dan selalu menuntuku kejalan yang benar.
Setelah kuselami kehidupan masyarakat yang berada di sekitarku yang notabene orang orang berada tapi juga barbaur dengan sebagian orang-orang ekonomi menengah kebawah dan apa yang kurasakan selama berbaur dengan orang tersebut ternyata untuk sementara aku berkesimpulan bahwa kehidupan seseorang yang berkecukupan tidak selamanya membuat tingkat kepekaan sosial seseorang menjadi tinggi. Ini aku buktikan setelah menganalisa selama dua tahun dari kasus-kasus yang terjadi di lingkungan mesjid.
Maka dapat aku tarik suatu kesimpulan untuk kita ambil pelajaranya dan merupakan sebagai pijakan kita sesungguhnya sekali-kali janganlah kita berharap pada seseuatu selain allah untuk menolong kita dari persoalan, jika kamu mencari seseorang insyallah kamu akan dikecewakan tapi mengadulah pada allah curahkanlah segala apa yang kamu rasakan, curhatlah kembalikanlah semua padanya tentang seluruh persoalan hidup apakah itu masalah keluarga, masalah ekonomi, masalah jodoh dan sebagainya ketika kamu telah memasrahkan sepenuhnya pada allah dan kemudian melakukan ihktiar untuk mencari jalan keluar insyallah kamu akan dapatkan jawabannya diluar apa yang kamu pikirkan.
Ya allah berkahilah setiap detik setiap menit setiap tarikan nafas ini agar senatiasa menjadi amal ibadah di sisimu dan semoga engkau berikan aku kekuatan untuk meggapai apa yang slalu aku cita-citakan, singkirkanlah segala rintangan yang menghalangiku dan lenyapkanlah bahaya yang mengancamku dari golongan musuh-musuhmu.
Wahanafsu terkadang membawa kita kepada kebinasaan rasa tidak cukup dan sebagainya membawa kita kepada ketidaktenangan dalam hidup, inilah perasaan yang basa dirasakan oleh banyak orang dan juga penulis rasakan tetapi mari kita cermati, kita hitung-hitung betapa banyak nikmat allah yang terkadang kita lupa bahwa hidup sehat seseorang bisa bernafas dan melaksanakan aktifitasnya dengan itu ia bisa mencari karunia allah, merupakan suatu rahmat yang luar biasa menurutku. Memaknai kehidupan harus di ikuti rasa syukur yang mendalam kepada tuhan, itulah yang akan membut kita sadar betapa maha pemurahnya allah dan kurangnya rasa syukur kita kepadanya, inilah salah satu prinsip yangku temukan dalam pencarianku menjalani kehidupan, memaknai hidup dengan penuh rasa syukur yang mendalam kepada tuhan, terkadang memang allah tidak selalu mengabulkan apa yang kita inginkan tetapi akan senatiasa memenuhi apa yang kita butuhkan. Jika prinsip ini yang kita tanamkan insyalah kita akan lalui hidup dengan penuh kebahagian amin.
Bicara masalah keinginan seperti yang sudah aku singgung diatas memang tidak ada habisnya, tetapi mempunyai mimpi dan cita-cita suatu keharusan bagi kita karna mimpi itu akan memberikan dorongan dan energi yang mampu membuat kita bergerak untuk mecapainya, tanpa sebuah cita-cita seorang tidak akan bisa hidup menurut Khj Zainudin MZ dalam ceramahnya yangku dengar. Salah satu keinginanku yang belum tecapai adalah menaik hajikan sang ibu tercinta entah kapan bisa terlaksana allahlah yang lebih tahu yang jelas kita hanya bisa berusaha dan terus berdoa untuk hal itu adapun hasilnya kita serahkan kepada yang kuasa.
Ibu mudah-mudahan apa yang diimpikan oleh anakmu ini tercapai, paling tidak kita harus memiliki kiat-kiat dan target yang terukur, salah satu usaha yang kulakukan sekarang maksimalkan matematika sedekah inilah salah satu kiat dari ustadz Yusuf Mansyur bagaimana sedekah dapat mengeluarkan seseorang dari masalah, sedekah dapat mengangkat derajad seseorang, sedekah dapat mengeluarkan seseorang dari himpitan utang, sedekah dapat membuka pintu-pintu rezki, sedekah dapat memberikan energi positif pada kita, ya allah semoga apa yangku cita-citakan ini dapat terlaksana tahun ini. Sengaja iniku tulis mudah-mudahkan kita semua termotifasi untuk bersedekah walaupun sedikit tetapi rutin dilaksanakan tiap hari insyallah kita akan mendapatkan ketenangan dan rizki kita akan berkah dan terus bertambah, karna sesungguhnya sedekah itu pada hakekatnya tidak berkurang tetapi bertambah bahkan allah ganti langsung didunia ini dan allah berikan pahala yang berlipat ganda, barang siapa yang melapangkan saudaranya sesungguhnya allah akan melapangkanya di akhirat kelak amin.
Kemandirian merupakan sebuah prinsip yang insyallah akan kujunjung tinggi tentunya dengan menyandarkan semuanya kepada yang maha berkehendak, kita bersifat lemah, rezki, pertemuan, maut, semua telah ditentukan allah sekarang kita hanya menjalani dan menjepemputnya secara maksimal, puji syukur kehadiratnya yang sampai detik ini saat aku menulis risalah yang pendek ini masih diberikan kesehatan dan sekarang barada di penghujung semester VII DI IAIN Imam Bonjol Padang, mudah-mudahan allah berikan aku kemudahan esok dalam mengikuti ujian kompre, kusempatkan sejenak menulis ini semoga allah membalasnya, hanya dalam hitungan beberapa jam lagi kusambut kau insyallah akan kutaklukan, ujian senantiasa menjadi momok yang menakutkan bagi para pelajar entah apa yang menyebabkan ini yang jelas aku belum lakukan penelitian tentang itu. banyak idelaisme yang tergadai karnanya dan banyak pula yang jatuh kedalam lembah murka allah, hal ini aku tulis karena pengalaman di lapangan hanya sebagian kecil yang mahasiswa yang melalui proses ujian dan mendapatkan hasil dari ujian tersebut dengan halal, aneh ya mengapa aku memakai bahasa yang tidak pas … yaitu "halah dan haram" dalam ujian. Tunggu dulu kata-kata ini layak di tempatkan disitu karna dalam pandanganku sesuatu hasil perbuatan yang tak sesuai dengan tuntunan dan berlawanan dengan ajaran agama adalah haram, banyak pelanggaran yang tentunya sebagaian dari kita sering kali dilakukan dalam m ujian, terkadang tanpa kita sadari bahwa tindakan itu salah, seperti bawa jimat heee sakarang saya tanya marah nggak tu allah sama kita?.. yang jelas marah maka hasil dari ujian tersebut bisa dibilang haram … itu alasannya.
Penulis sendiri juga pernah dan mungkin sering melakukannya, tetapi insyallah seiring dengan bertambahnya pengalaman ilmu alhamdulillah allah berikan petunjuk bahwa hal tersebut salah teimakasih ya allah, allah akan melihat sampai dimana kerja keras kita dalam menjalani suatu proses perkuliahan insyallah jika kita jalani dengan baik dan senantiasa untuk selalu jujur allah akan mudahkan jalan kita.
Menurutku: intinya apabila kita telah bertekad dalam suatu urusan dan tentu berusaha dengan keras kemudian yang harus kita lakukan adalah bertawakal kepada allah sesungguhnya allah amat mencintai orang orang yang bertawakal, ya allah berikanlah kepadaku dan kami semua keteguhan hati sehingga kami tetap konsisten dengan apa yang kami lakukan dan kami ucapkan semoga ini menjadi amal ibdah bagi kami sehingga apabila telah tiba bagi kami waktu yang telah ditentukan kepada kami untuk berangkat dari bumimu ini kami menghadap mu dalam keadaaan suci…kabulkan ya allah
Hidup adalah perjuangan, perjuangan yang tiada henti kearah yang lebih baik sampai waktu yang ditentukan pada kita habis, syukur yang tiada terhingga padamu ya allah, ampuni kami atas kesalahan kami yang tiada terhingga, kami selalu memohon padamu ya robb atas apa yang kami lakukan maka beri ampunlah kami,
huhh mungkin itu kata pertama ku…kihirup udara dalam-dalam dan ku hembuskan..betapa besar karunia allah pada kita, dalam kehidupan ini kita diwajibkan mencari dan menjemput apa yang telah allah tetapkan pada kita, tentu itu kita lakukan secara optimal dan sepenuh hati, dari saat aku mulai berhijrah..hehe keren ya bahasanya, tinggal dirumah sampai menempati mesjid saat ini, aku juga berusaha jualan kecil- kecilan adalah bagian lembaran hidup dan sekian serpihan cara untuk mencari karunia allah.
allah tidak akan menyia-nyiakan usaha hambanya semoga kita senatiasa menjadi istikomah dan tidak menjadi orang yang berpangku tangan dalam mencari karunia allah, walaupun demikian aku juga sangat merasakan yang namanya pasang surut dalam menjalankan roda kehidupan ini. Dalam berusaha kadang kita berhasil tapi ada kalanya kita gagal itu yangku alami sekarang. Seiring goresan penaku ini sembari berharap pada allah mudah-mudahan allah mengganti usaha yang lebih baik dan halal, usahaku yang terdahulu boleh dibilang projek gagal karna hampir dua tahun merintisnya tetapi tak ada perkembangan yang signifikan walaupun tak mengalami kerugian yang cukup besar.
Berwirausaha adalah keinginanku walaupun menjadi PNS nantinya, mungkin itu adalah takdir allah hehe, mudah-mudahan kegagalan ini menjadi pelajaran yang berharga untuk melanjutkan hidup kedepan, mudah-mudah allah cepat menggantinya dengan sesuatu yang lebih dari pada itu, " kabulkan ya allah kami selalu menyerahkan sepenuhnya kepadamu mudah-mudahan hari esok lebih baik"
Salah satu prinsip yang insyallah aku pegang erat adalah kempuan kita terbatas tetapi itu buka halangan dan janganlah pasrah dengan keadaan sesungguhnya allah maha melihat usaha dari seseorang, ngantuk itu yang kurasakan sekarang, merupakan suatu yang lumrah karna manusia bersifat lemah dan penuh dengan keluh kesah, demi kalian teman-temanku isyallah akan kuteruskan mudah-mudahan bermamfaat dan bagi kita semua dan menjadi amal ibadah bagiku
Sebentar … aku doa dulu biar ngantuknya hilang, ya allah berikalah kekuatan hambamu ini agar senantiasa kuat dalam menjalani hidup ini dan bermamfaat untuk orang banyak.

Cinta …hehe itulah yang kurang kata sebagian teman yang saduh membaca tulisan ini "kenapa nggak ada pembahasan cintanya" emangang perluya?..kata ini mengandung interpretasi yang amat luas menurutku, ada orang mengartikan cinta hanya sebatatas perasaan suka antara dua insan yang berdeda lawan jenis, ada juga teman berpendapat cinta adalah buah dari interaksi antara insan manusia, semua orang boleh saja berpendapat sesuai dengan apa yang mereka pahami.
Menurutku cinta adalah exspresi yang mendalam terhadap sesuatu yang kita kagumi yang benar - benar memancar dari relung hati yang paling dalam, cinta adalah suatu yang lumrah dirasakan manusia, baik perasaan kita pada lawan jenis atau kepada yang lain, rasa cinta memang sudah ada pada dalam diri kita sejak kita dilahirkan sama halanya dengan fitrah beragama yang sudah sejak lahir kita bawa,

Boleh ya aku mengutip sedikit ayat al-qur'an
"Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan kepada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup didunia dan disisi Allah tempat kembali yang baik." (Al-Qur`an: Al-Imron ayat 14)
Aku bukan malaikat, aku bukan seorang sufi yang mungkin tidak merasakan cinta khususnya cinta terhadap seseorang, aku bukan seorang yang suci tanpa noda, aku sama seperti kalian semua, semasa SMA aku pernah manjalin hubungan dengan seseorang mungkin boleh dibilang cinta monyet kali ya.hehe perasan sianak yang belum memiliki apa-apa baik dari segi pemikirin dan ilmu, perasaan sesaat yang akan hilang seiring berjalannya waktu. Berarti itu bukan cinta donk? Mungkin… yang jelas hubungan ini hampir saja membawaku ke lembah kehinaan dimata manusia yang membuat seseorang akan lebih hina lagi dimata allah, Cinta yang semakin bergelora hawa nafsu, makin berkurang rasa malu. Dan, inilah yang paling berbahaya dari cinta yang tidak terkendali.
Alhamdulilah allah menyelamatkanku dari hal yang demikian, ketika seseorang masih dalam papa dari segi ilmu pengetahuan akan mudah sekali setan menjerumuskan kelembah kebinasaan, puji syukur yang tiada terhingga kepadamu ya allah engkau memeberi ku pengetahuan dan hidayah disaat yang tepat, sesungguhnya engkaulah penyelamat terbaik bagi orang yang meyakini, orang - orang berusaha untuk terus memperbaiki diri, Mudah-mudahan kita dimudahkan oleh-Nya untuk mendapatkan ilmu yang bisa menjadi penerang dalam kegelapan.

Seiring bertambahnya ilmu bertambahnya pengalaman serta tak lepas dari puntunjuk allah swt, membuatku semakin dewasa dalam memahami cinta, biarlah lah yang berlalu mudah-mudahan allah menganpuniku, akan menjadi lembaran-lembran yang akan menjadi pijakanku kedapan.
Melihat menomena skarang aku amat sedih, dimana hubungan laki-laki dan perempuan begitu bebas orang bilang katanya sih pacaran, ada yang melakukan hubungan sebatas telpon-telponan "ngabisin pulsa aja". Ada yang melakukannya sudah lebih dari itu, ada juga yang menjalin hubungan dengan lawan jenisnya sudah sampai yang pada taraf yang menghawatirkan yang menyebabkan merried by accident, yang jelas istilah pacaran tidak pernah ada dalam islam, yang ada tu ta'aruf, menazhor, khidbah, bagi teman yang memiliki keinginan kuat dan mampu untuk menikah atau segera ingin menikah,
Kehidupan adalah pilihan biarlah mereka menentukan pilihan hidup mereka mudah-mudahan allah menunjuki kita kepada jalan yang benar, terkadang fitrah manusia membuat kita tak berdaya dengan apa yang sudah kita miliki, jika perasaan itu datang kita tak dapat menoloknya aku pun demikian hanya kita berusaha untuk menjaga perasaan itu sehingga tidak membawa kita kepada terpurukan, jika ia yang terbaik maka kita hanya dapat berdoa mudah-mudahan allah menjodohkan dengannya sembari berusaha dengan tidak melanggar kaidah-kaidah yang sudah ditetapkan agama, Cinta yang sesunguhnya adalah cinta yang setelah akad nikah, selebihnya adalah cobaan dan fitnah saja. Hidup adalah pilihan maka pilihlah jalan yang terbaik.
Eh dah ngaco kamana-manaya maaf mata dah begitu berat, badan dah sangat letih yang jelas mari kita pelihara perasaan dan arahkan ia pada hal-hal yang positif, itu menurut ku lho, Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta tapi mengarahkan cinta tetap pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Kalau kita jatuh cinta harus hati-hati karena seperti minum air laut semakin diminum semakin haus.

Cinta yang sejati adalah cinta sang khalik kepada hambanya, cinta seorang hamba yang sholeh kepada tuhanya, Marilah kita mengalihkan rasa cinta kita kepada Allah dengan memperbanyak sholawat, dzikir, istighfar dan sholat sehingga kita tidak diperdaya oleh hawa nafsu.
Semoga allah selalu membimbing kita kejalan yang benar hingga pilihan kita dalam menjalani kehidupan benar-benar tepat, terjauh dari segala bujuk rayu setan, dan mendapat kedudukan yang mulia disisi manusia dan sang pencipta.

Engkau yang selalu kami sembah engkau tempat kami berharap berikan kepada kami jalan yang engkau ridhoi ya allah, dalam mejalani kehidupan ini kita dituntut untuk sabar, sabar untuk tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan allah sabar dalam menajalani ujian allah, sabar dalam menyikapi problematika yang kita hadapi ditengah-tengah masyarakat, akupun senantiasa mencoba untuk selalu bersabar dalam menjalani hidup ini, banyak kekurangan-kekurangan yangku rasakan dan mungkin teman-teman semua juga rasakan. Tetapi hal ini tidak mengurangi rasa syukurku padamu ya allah, syukur apabila ada, sabar jika apa yang kita inginkan belum tercapai.
Untuk kedepan banyak rencana banyak keinginan yang akanku capai, banyak masalah - masalah yang sebanarnya inginku sampaikan dan inginku bahas tetatpi lembaran yang terbats ini dan waktu yang singkat, rasanya tak cukup untuk menuliskannya satu persatu mudah-mudahan untuk kedepan kita semua menjadi orang yang berbugana untuk agama, bangsa ini.
Terimakasih banyak teman-teman atas kesedian waktunya untuk membaca tulisan yang singkat ini mudah-mudahan apa yang kugoreskan didalamnya menjadi bahan pembelajaran dan memiliki pesan-pesan dakwah bagi kita semua, insyallah pada kesempatan lain akan kusambung, dan tak lupa kembali kami atas nama jurusan ilmu komunikasi dan penyiaran islam semester VII mengucapkan terimakasih banyak kepada Bapak Hasril Chaniago sebagai konsultan pengembangan media HMG yang telah memberikan tugas menulis auto biografi dalam diklat Harian Umum haluan yang telah meberikan dorongan kepada kami semoga apa yang telah ajarkan bermamfaat bagi kami dan menjadi amal ibadah, kemudian yang teristimewa kepada bundaku yang jauh disana yang telah mendidik dan mengajarkanku tentang arti kehidupan mudah – mudahan usaha kerasnya menjadi singel prent berbuah, semoga anakmu ini menjadi orang yang berguna.
Permohonan maaf kepada kawan-kawan sekalian jika ada yang tersinggung dengan apa yang kutulis didalam ini, tak terbersit sedikitpun niat untuk menyinggung pihak-pihak tertentu, niat tulus ikhlas karna allahlah yang menuntunku untuk menggoreskannya, dan tidak ada maksud untuk menyombongkan diri berlindungku kepada allah dari sifat itu, melainkan sebagai bahan perbandingan, pembelajaran bagi kita mudahan allah mengampuni kesalahan dan kealpaan kita. Wllahua’aklam.


Padang, 22 Februari 2011
Rahmat Hidayat







Allah tempat mengadu allah tempat kita meminta, tiada satupun yang tak lupun dalam kuasanya, seandainya manusia memiliki kekuatan dan sombong dengan apa yang dimilikinya, maka tepatutnyalah ia mendapat murka allah swt, karena yang pantas sombong dan menyombongkan diri hanyalah allah pemili alam semesta. Sudah lama sekali aku tidak menulis, entah apa yang merasuki pikiranku sehingga begitu berat mengoreskan sebuah pena hinga ia menjadi rangkayan kata-kata yang dapat kita baca dan waris untuk generasi penerus kita.
Kepadamu Muhammad rasul allah yang amat dicintai oleh orang-orang islam yang benar-beragama dan menjalankan dengan sepenuhnya, aku amat rindu padamu kerinduan yang memuncah tiada terhingga, sejanak terlintas dalam pikiran apakah hamba yang amat lemah dan penuh dosa ini layak untuk bersua denganmu, semoga allah menggampuni dosa-dosa yang aku perbuat, keitika ruh hendak berpisah dengan sang raga hamba telah benar-benar bersi dari dosa , begitu juga harapanku kepada saudara-saudara seiman dan seakidah mudah-mudahan kita tergolong orang orang yang beruntung.
Bayak sekali peristiwa yang telah aku lalui tanpa dapat aku catan dan aku tulis dalam rangkuman yang tersusun rapi, aku sekarang berada pada awal-awal semester delapan dan dalam masa ujian kompre, salah satu syarat ujian yang akan aku lalui untuk merai gelar sarjana, besok ujian fiqih, salah satu mata kuliah yang cukup sulit bagi para hahasiswa, mala mini aku menulis untuk melepas kerinduan yang telah lama sekali aku berpisah dengannya kesenanganku untuk menulis walaupunsaaat ini persiapan untuk menghadapi ujian esok hari 0 %, biarlah yang jelas aku berusa kembali menumbuhkan hasrat dan kecintaanku terhadap dunia tulisan tunggu aku besok, sekarang aku persiapkan dulu perbekalan untuk ujian besok.

Jati, 22:45, 24 februari 2011
Rahmat hidayat.

Alhamdulillah dipenghujung hari jum’at ini aku kembali berhadapan dengan computer, menyambung janjiku malam lalu, kemalasan dan kesibukan seringkali kita jadikan alibi untuk membela diri untuk tidak menulis dan membaca, padahal menulis dan membaca merupakan ujung tombak pengetahuan. begitu minimnya semangat membaca dan menulis pada generasi muda pada saat ini, merupakan hal yang sangat mengkhawatirkan para pemuda sebagai penerus bangsa dan agama lebih senang dengan kehidupan yang tidak bermamfaat hura-hura menghabiskan waktu tanpa makna, padahal bangsa dan agama ini sangat membutuhkan orang orang yang berkwalitas mempunyai semangat untuk mengubah kekadaaan ini.

Jumat, 11 Februari 2011

Don't falls in valentine

Peringatan hari kasih sayang identik dengan kampanye
Kebebasan seksual dan desakralisasi keparawanan

GW terlajur basah, ya nyempulung aja sekalian "aku falley" seorang wanita panggilan yang menjajakan diri di sebuah milis internet……..perempuan muda ini menuturkan, ia terjun ke dunia hitam setelas menyetoerkan keparawanannya pada pacarnya di malam valentine beberapa tahun yang lalu.
Sebuah jajak pendapat oleh assumption university pada tahun 2007 mengatakan, sepertiga dari 1.578 gadis belasan tahun di thailand menyatakan bahwa mereka siap berhubungan sex di hari valentine bila pacarnya meminta.
Survei lain yang dilakukan university thai terhadap 1.227 pemuda menemukan, 11% dari mereka berencana menyerahkan keperawananya pada malam valentine(kompascommunity.com) .
Di indonesia, jajak pendapat semacam itu memang belum ada yang komperhensif tapi kasus perkasus sih sudah bukan rahasia lagi. Setidaknya valentine day berjalin-kelindan dengan aktivitas pornoaksi, entah perempuan masih perawan atau tidak. Indikasinya , lihat saja larisnya kondom dan tempat-tempat penginapan atau tempat pelesiran dikala valintine.
Rupanya indonesia tak mau kalah dan ketinggalan dengan amerika. Di AS pekan peringatan hari valentine memang di tetapkan sebagai the national kondom week( pekan kondom nasional) maksudnya silahkan merayakan pesta valentine day dengan berpesta sex dengan siapa saja, tapi jangan lupa pakai kondom.
Tak berlebihan, menurut dr. Andik wijaya, nalentine day menimbulkan bahaya besar yang mengintai para remaja indonesia. Mulai dari penularan HIV/AIDS hingga kehamilan yang tak terkendali.
Wahai saudaraku yang si iman dan seaqidah dari uraiyan yang saya kemukakan diatas valentine day tak lebih dari sebuah pencekokan budaya barat kepada generasi muda islam dengan mengatas namakan hari kasih sayang, kasih sayang dalam islam jauh lebih indah dan tertata semua dengan hukum syarak yang akan membuat kita terjaga dari bermaksiat pada allah. Dalam islam kita diajurkan nasehat menasehati saling menyayangi tidak terbatas hanya pada satu hari atau mengkultuskan satu hari sebagai hari kasih sayang. Kasih sayang adalah ungkapan sebuah rasa yang posotif yag muncul dari lubuk hati yang paling dalam yang kita curahkan kepa seluruh kaumuslimin dan orang-orang yang berada di sekitar kita tanpa melanggar hukum yang telah digariskan oleh allah.
Dari fakta-fakta yang saya kemukakan mari kita menyadari bahwa pengkultusan sebuah hari menjadi hari kasih sayang tidak pernah diajarkan dalam islam..bahkan agama kita senantiasa menganjurkan membagi salam membagi kasih sayang setiapa saat.
Valentine day adalah buah keberhasilan dakwah barat kepada dunia islam tanpa kita sadari, untuk itu rekan-rekanku mari sama-sama kita tinggal kan budaya yang tak bermamfaat ini yang telah jelas fakta bagai mana hal ini telah banyak membawa kerusakan dan identik dengan perbuatan dosa….mari kita sebagai inteletual muda muslim senatiasa berfikir bagaiamana umat ini kembali kepada jadi dirinya yang sebebarnya ….berfikirlah karna perubahan itu senantiasa barawal dari buah pemikiran yang cemerlang … mari kita tinggalkan aktifitas-aktifitas yang tak bermamfaat dan mengekor pada peradaban barat yang jelas-jelas rusak, allah akan melihat sungguhan kita .. pertolongan allah itu amat dekat
Peringatan hari kasih sayang identik dengan kampanye
Kebebasan seksual dan desakralisasi keparawanan?.....

Minggu, 16 Januari 2011

Pemuda, Islam dan Globalisi

Hegemoni & Pembajakan Kesadaran
Globalisasi telah mencabut “waktu” dari “ruang”. Peristiwa yang terjadi di pojok bumi selatan bisa ditonton oleh masyarakat yang hidup di pojok bumi utara dalam waktu bersamaan. Ini menandakan bahwa “ruang” telah mengecil, tidak ada lagi “jarak” yang membatasi setiap “ruang”. Globalisasi, menyatukan “ruang” yang berserakan di bumi ini menjadi satu wilayah yang sempit, bahkan tak lagi “berdinding”.

Televisi (TV) adalah salah satu instrumen globalisasi. Semua peristiwa dapat kita saksikan melalui TV. TV merobek dan menembus batas “ruang” dan mencabut waktu yang menghubungkan setiap ruang. Setiap hari, perhatian kita tersedot ke layar TV, berharap dapat menyaksikan berita dan informasi tentang kejadian-kejadian di sekitar kita.

Dalam ukuran tertentu, globalisasi seperti yang digambarkan di atas mengandung hal positif. Masyarakat hidup dalam suasana yang penuh dengan keterbukaan terhadap informasi. Tidak ada masyarakat yang terisolasi dari suasana global. Kemajuan peradaban sebuah masyarakat, akan menjadi bahan refleksi dan contoh bagi pembangunan peradaban di masyarakat lain.

Suasana keterbukaan ini tidak bisa dielakkan, karena instrumen globalisasi menjadi instrumen yang sangat membantu dan mendukung aktifitas kita. Karena itu, globalisasi hadir dalam kehidupan kita tanpa perlawanan. Menolak globalisasi bisa menjadi penolakan terhadap hidup itu sendiri.

Namun sesungguhnya, globalisasi itu merupakan ruang kontestasi (perlombaan) budaya. Sebab mengecilnya dunia menjadi satu “ruang sempit” menimbulkan benturan budaya masing-masing masyarakat. TV yang bisa disebut sebagai salah satu instrumen penting globalisasi itu, mempunyai peran penting dalam kontestasi tersebut.
Setiap saat, teman setia kita adalah TV. Bahkan jadwal aktifitas kita, sedikit banyak dipengaruhi oleh menu yang ditawarkan TV. Pagi, sebelum berangkat ke kantor kita punya jadwal menonton berita politik, ekonomi, dan tidak ketinggalan berita seputar selebritis. Sore sampai malam, ada sinetron-sinetron menarik yang siap menemani kita. Bahkan, malam-malam tertentu, kita sudah membuat agenda tidak keluar rumah untuk menyaksikan sinetron dan acara pilihan yang spesial.

Sedikit banyak, TV telah membentuk kesadaran berpikir kita tentang nilai-nilai baik, jahat, indah, buruk, benar, salah, dst. Karena itu TV menjadi “lubang hitam kebudayaan”. Sebab nilai-nilai yang dipromosikan dalam layar kaca tersebut menghegemoni pemirsanya. Ada sinetron yang sering mempertontonkan keluarga bahagia dengan rumah mewah, dengan mobil sedan mahal. Ditambah lagi adanya ajang perlombaan menjadi orang sukses dengan menjadi penyayi. Semua itu menghegemoni kesadaran pemirsa tentang kemewahan sebagai kebaikan, kesuksesan hidup dengan menjadi orang tenar (baca: penyanyi), dst.

Di sinilah titik rawan globalisasi. Globalisasi menciptakan ruang yang dapat “membajak” kesadaran masyarakat untuk menjadi masyarakat yang lain. Globalisasi bisa menjadi Amerikanisasi—juga Arabisasi—, dimana dominasi informasi dan film-film Amerika menguasai menu yang disuguhkan TV dan instrumen globalisasi lainnya. Maka nilai-nilai kebaikan dalam persepsi masyarakat Indonesia misalnya, adalah nilai-nilai kebaikan yang dikonstruksi oleh masyarakat Amerika.

Ini bukan berarti kita harus menolak globalisasi lantaran globalisasi adalah Amerikanisasi. Sebab, nilai-nilai yang ditawarkan Amerika sendiri tidak semuanya buruk dan berbahaya. Demokrasi contohnya, adalah nilai-nilai luhur yang kita (baca: umat Islam dan bangsa Indonesia) terima dari Amerika sebagai kebaikan dalam bernegara dan bemasyarakat. Dalam penjelasan ini, sejatinya kita melihat secara kritis tentang nilai-nilai buruk yang membajak kesadaran, tanpa memandang apakah itu berasal dari Barat atau dari Islam.

Artikulasi Pemuda Islam
Dalam konteks situasi hegemonik seperti inilah pemuda Islam diharapkan dapat menumbuhkan keberagamaannya yang lebih membumi. Sejauh pengamatan saya, sebagian besar pemuda Islam, dan umat Islam umumnya, masih memperlakukan Islam sebagai lembaga yang mengatur tata cara pengabdian kepada Tuhan, sehingga nilai ibadah yang tetinggi dalam kacamata mereka adalah manakala melakukan ritualitas (baca: ibadah mahdoh) secara sempurna dengan aturan-aturan baku yang telah ditetapkan. Dengan begitu, Islam tidak dijadikan sebagai kekuatan pendorong untuk melakukan kritik sosial, justru terkesan dijauhkan dari problem sosial (baca: pembajakan kesadaran, konsumerisme, hedonisme, selebrisme, kedangkalan, dst).

Perjuangan pemuda Islam harus menegaskan bahwa Islam yang berorientasi ritual, telah mengebiri ideologi emansipatorisnya. Sejarah menceritakan bahwa sejak awal, perjuangan Islam yang dibawa Nabi Muhammad saw adalah melakukan emansipasi harkat manusia. Islam di awal pertumbuhannya, mendekonstruksi (baca: mengkritisi dan menolak) perbudakan yang saat itu dianggap sebagai sesuatu yang lumrah. Dengan kata lain, nabi Muhammad mengajak manusia untuk kritis terhadap tatanan masyarakat yang telah ada dalam masyarakat. Dan itu bukan pekerjaan mudah, sebab beliau berada dalam masyarakat yang telah terhegemoni, yang kesadarannya telah dibajak oleh agama para leluhur.

Pemuda Islam sejatinya mulai membaca kondisi objektif sosial yang diakibatkan globalisasi. Sederhananya dapat dikatakan bahwa kesalehan (baca: mengerjakan ibadah mahdoh) harus disertai dengan pembacaan konteks sosial sekarang. Kemudian, bersikap terhadapnya. Dengan begitu, keberagamaan yang bermakna ditemukan.
Penggunaan hermeneutika sosial dan hermeneutika teks (baca: hermeneutika ibadah mahdoh) adalah pilarnya. Pengagungan kesalehan individual, yang membanggakan praktek ritual individu semata, tidaklah cukup untuk disebut sebagai pengikut rosulullah saw. Pengabaian terhadap problem dan dampak globalisasi yang menerpa umat manusia, adalah sikap yang tidak islami dan mengkhianati perjuangan suci rosul saw.

Media pers dan Umat Islam

SUATU perkembangan penting dalam kehidupan media telah terjadi sejak tiga dekade terakhir ini. Berbeda dengan dekade-dekade sebelumnya, media massa telah menjadi kekuatan yang relatif terpisah dari pengelompokan-pengelompokan sosial berdasarkan ideologi atau aliran. Meskipun kaitan-kaitan semacam itu masih ada, pengaruhnya sudah tidak lagi intensif dan mendalam. Koran atau majalah tidak menjadi corong kekuatan politik tertentu.
Hal itu bisa diterangkan dari kenyataan bahwa media telah diisolasi (oleh pemerintah) dari afiliasi-afiliasi aliran yang mengakar sebelumnya, untuk kemudian dikebawahkan kepada suatu aspirasi yang lebih rasional, yakni pembangunan ekonomi. Berbarengan dengan kian merosotnya kekuatan aliran dan organisasi politik yang berbasis aliran, maka tak pelak media yang menjadi corongnya pun kehilangan basis dukungan politik dan ekonominya. Di sinilah kekuatan modal maju ke depan disangga oleh "birokrasi" surat izin usaha penerbitan pers (SIUPP) yang bersumber dari patronase negara. Akibatnya, tak bisa tidak, munculnya suatu jalinan yang saling menyokong antara pemilik modal dan birokrasi. Dari sinilah kita bisa memahami, mengapa media pelan-pelan hadir sebagai kekuatan yang relatif independen terhadap kekuatan-kekuatan sosial-politik yang ada.
Demikianlah kita sudah mulai sulit menemukan suatu ekuivalensi atau padanan bagi koran-koran semacam Duta Masyarakat yang menjadi corong Partai NU, Harian Rakyat yang menjadi corong PKI, Bintang Timur yang menjadi corong PNI-kiri. Koran-koran itu menjadi perpanjangan dari partai-partai yang diwakilinya, dan oleh karena itu, juga meneruskan pertikaian-pertikaian yang terjadi di antara partai-partai itu. Polemik yang terjadi antarkoran tersebut sebetulnya adalah polemik yang mencerminkan perbedaan-perbedaan kepentingan partai-partai yang mendukungnya. Dengan begitu, kita bisa mengatakan bahwa partai dan media merupakan dua sisi dari keping yang sama.
Ketika kekuatan partai pudar, maka "koran berbasis partai", atau lebih tepatnya media berbasis aliran, juga memudar. Sebagai gantinya, muncullah koran atau majalah semacam Kompas, Suara Pembaruan, Merdeka, Pelita, TEMPO, dan semacamnya. Meski media tersebut tidak bisa dikatakan sepenuhnya terhindar dari pengaruh-pengaruh "aliran" atau kekuatan sosial-keagamaan tertentu, variabel nonaliran jelas lebih menentukan dalam iformasi dan pertumbuhannya.
Akibat langsung yang bisa kita lihat adalah hilangnya sarana yang bisa digunakan oleh kekuatan-kekuatan sosial-keagamaan untuk menyuarakan kepentingan mereka lewat media. Mereka kehilangan suatu alat untuk mempengaruhi pembentukan pendapat khalayak (opillion making). Sebab, media cetak dengan sirkulasi besar hampir kesemuanya tidak lagi bersandal pada kekuatan partai atau aliran. Sebaliknya, modal dan proteksi birokrasilah yang menjadi tumpuan media-media itu.
Kecemburuan Media Alternatit
Akan halnya aspirasi kekelompokan hanya bisa muncul secara "partikelir" di media-media alternatif yang terbit secara terbatas untuk memenuhi kepentingan kelompok bersangkut. Dan, karena sirkulasi yang amat terbatas, dua hal sangat menonjol sebagai ciri media-media tersebut. Di satu pihak, sirkulasi yang amat terbatas itu menyebabkan gagalnya media-media itu tumbuh sebagai kekuatan ekonomi yang independen dengan iklan sebagai tumpuan utamanya. Di samping itu, media-media tersebut juga tidak dapat mempengaruhi pendapat umum secara seimbang dibandingkan dengan kawan-kawannya dari media "resmi". Timpangnya kekuatan media alternatif dan media resmi itulah yang menyebabkan adanya semacam kecemburuan dari pihak media-media altematif itu terhadap media-media resmi tersebut.
Sejauh bisa diamati, hubungan yang timpang itu bisa "meledak" menjadi semacam insiden yang tidak mustahil menyebabkan dilikuidasinya media resmi. Kasus Monitor adalah contoh yang konkret. Monitor adalah sebuah tabloid yang termasuk dalam keluarga bisnis kelompok Kompas-Gramedia. Kelompok tersebut, oleh umat Islam dicurigai sebagai mempunyai hubungan yang dekat dengan kepentingan-kepentingan orang Katolik.
Sebagai suatu "kartel" yang tumbuh dengan cepat dan menaungi harian Kompas yang mempunyai peredaran luas, tak bisa dielakkan jika umat Islam kemudian menaruh rasa curiga, yang sumbernya boleh jadi adalah kecemburuan terhadap Monitor sebagai "ujung tombak" bagi konspirasi Katolik merusak "moral" umat Islam. Sebagaimana telah menjadi pengetahuan umum, Monitor menampilkan suatu liputan-liputan yang berani mengenai kehidupan pribadi para artis disertai foto-foto yang di mata umat Islam menyinggung aurat.
Sebenarya, Manitor bukanlah kasus satu satunya dalam kontek hubungan antara umat lslam dan media massa. Dalam jangka panjang, bisa diproyeksikan bahwa hubungan-sarat-kecemburuan itu akan terus mengancam keberadaan media yang sedang bergulat untuk memperjuangkan terciptanya iklim pers yang bebas. Beberapa koran besar mengalami "insiden" itu. Republika, beberapa waktu lalu, harus menerima dua kali protes dari umat Islam. Yang pertama, protes karena harian itu memuat tulisan tentang Ahmad Wahib yang bersama tokoh-tokoh lain seperti Nurcholish Madjid, Djohan Efendi, dan Dawam Rahardjo, dianggap peletak dasar "liberalisme Islam" di Indonesia. Protes itu sudah tentu bukan semata-mata diarahkan kepada tulisan itu sendiri, tetapi terhadap kecenderungan umum koran-koran resmi yang lebih mendukung suatu corak penafsiran Islam yang lebih liberal dan inklusif.
Islam yang Lebih Liberal.
Kedua, protes karena koran itu dianggap kurang lagi "mewakili" kepentingan umat Islam yang sejak awal dikleim oleh pendirinya sebagai salah satu raison d'etre berdirinya koran tersebut. Atau lebih tepatnya, Republika dianggap kurang mewakili salah satu corak penafsiran Islam yang lebih "fundamentalistis". Harian Kompas baru-baru ini juga sedang mengalami soal dengan umat Islam karena memuat suatu tajuk yang oleh lapisan tertentu dalam umat dianggap menyinggung "perasaan" keagamaan mereka.
Kenyataan-kenyataan tersebut menambahkan suatu dimensi yang lain lagi terhadap soal yang sudah diungkap di bagian muka. Jika di muka dinyatakan bahwa aspirasi -- atau tepatnya salah satu corak aspirasi -- umat kurang terwakili dalam media resmi, maka salah satu manifestasi dari soal itu terlihat dengan gamblang dalam kecenderungan koran-koran resmi terhadap penafsiran Islam yang lebih liberal dan inklusif. Harian Kompas jelas amat sulit dikatakan kurang memperhatikan suatu proporsi yang wajar dalam meliput soal-soal keislaman. Apalagi harian Republika yang konon menandai "munculnya" kembali suatu variasi haru atas kecenderungan lama, yakni "koran berbasis aliran". Yang benar, Kompas dan koran-koran lain lebih memihak kepada salah satu corak penafsiran yang begitu beragam dalam Islam. Dan ini tentu sesuatu yang wajar.
Persoalan tersebut kemudian menyadarkan kita akan suatu kenyataan bahwa hubungan antara media dan umat Islam kian rumit dan mengandung ketegangan-ketegangan yang mengancam. Jika terhadap itu semua ditambahkan suatu dimensi lain, pastilah soalnya akan lebih kompleks. Dimensi lain itu ialah adanya kenyataan bahwa pemerintah tampaknya lebih melindungi suatu "ortodoksi Islam" yang terwakili dalam lembaga Majelis Ulama Indonesia (Majelis Ulama Indonesia), demi terciptanya stabilitas politik. Dengan memberikan proteksi politis terhadap ortodoksi itu, kontrol atas kemajemukan Islam bisa lebih dijamin, dan dengan demikian rasa aman dari ancaman Islam juga bisa diperoleh.
Pemihakan pemerintah atas ortodoksi itu terlihat dengan gamblang dalam, misalnya, pencabutan SIUPP Monitor. Kenyataan tersebut kian menambah betapa rentannya hubungan antara media dan umat Islam. Di satu pihak, media resmi yang lebih bertumpu kepada kekuatan modal cenderung mengikuti aspirasi pasar yang tentu tidak sepenuhnya sesuai dengan "harga diri" umat, di pihak lain umat tidak mempunyai cukup alat untuk mengimbangi kekuatan media resmi dalam menciptakan pendapat umum.