Jumat, 26 November 2010

FILSAFAT DAKWAH

A. PENGERTIAN FILSAFAT DAKWAH
Akar kata filsafat berasal dari bahasa yunani, yaitu philosofhia. Philo, artinya cinta, shopia berate bijaksana atau kebenaran, sehingga phioshopia mengandung arti cinta kebenaran. Orang yang mencintai kebenaran ia akan berupaya memperoleh dan memilikinya.
Dakwah dalam kontek ini adalah dalam artian luas, bukan dalam artian sempit. Dalam arti luas meliputi semua potensi yang ada pada manusia dan terkait dengan kehidupan kesehariannya sepanjang zaman, sedang dakwah dalam artian sempit adalah pembicaraan seputar ibadah mahdhoh (rutinitas) dengan sitem penyampayan yang sederhana. kalau di gabung kata filsafat dengan kata dakwah, maka menjadi kata majamuk "filsafat dakwah" biasa disebut hikmah dakwah, kebenaran dakwah .
B. GUNA DAN TUJUAN FILSAFAT DAKWAH
Tujuan filsafat dakwah adalah dapat meberikan pemahaman yang bersifat universal tentang suatu unit ajaran islam secara mendalam, mendasar dan radikal sampai keakar-akrnya, sehingga akhirnya dapat membawa kepada kebenaran yang hakiki, kebenaran hakiki tersebut terimplementasikan dalam sikap kesehariannya sebagai seorang islam.
Lebih jauh bertujuan memberikan kepuasan kepada sebahagian jiwa yang amat berharga juga mengantarkan seorang sampai kepada keprcayaan keagamaan yang benar, yang kalau sebelumnya hanya diterima secara dokmatis dan absolute. maka pada akhirnya bukan hanya mitologis semata, tetapi juga diterima malaui kerangka fikirin yang rasional juaga akan memberi artinya penting dalam menyadari otoritas dirinya sebagai makhluk yang berdimensi dalam memahami diri dan miliunya .
C. PERIODISASI FILSAFAT DAKWAH
Pada periode modern kwalitas dakwah megaliman kemunduran SDM yang pernah berjaya pada periode klasik menjadi langka di priode modern ini. Filsafat dakwah merupakan suatu bidang ilmu yang baru karena berkembang baru pada wal-awal abad sembilan belas yang baru drintis oleh para ahli dakwah.

FAKTOR-FAKTOR DAKWAH

A.HAKIKAT DAKWAH
Da'i merupakan orang yang mengajak kepada kebaikan, banyak pendapat-pendapat para-para ahli tentang da'I ini. Adapun para ahli berbagi pendapat tentang hakekat hadist ini, diatara para ahli berpendapat antara lain:
1. Dar el-mushreq
Menurut beliyau da'I adalah orang yang bertugas mengajak manusia kepada agama islam atau mazhabnya pendapat ini ini sejalan dengan al-bayanuni, yaitu penyampai islam mengajarnya dan membawanya seorang untuk mengikutinya.
2. Drs. K.H.A. Syamsuri
Dalam bukunya beliyau menjelaskan bahwa da'i ialah suatu badan yang berusaha untuk melakukan kegiatan yang disengaja dan berencana, bertujuan untuk mengajak, meningkatkan dan mengemban kesadaran orang perorang dan masayarakat supaya tertarik kepada ajaran islam dan bersedia melaksanakannya
3.A. Hasyimi
Menurut A.Hasyimi, dalam bukunya dustur dakwah menurut Al-Qur'an, bahwa imam Al-Ghazali mengemukakan pendapatnya bahwa da'i itu adalah para penasehat, para pemimpin dan para pemberi ingat, yang memberikan nasehat dengan baik, yang mengarang dan berkhutbah, yang memusatkan jiwa raganya dalam wa'ad dan wa'id (berita pahala dan siksa) dan dalam memberikan kampong akhirat untuk melepaskan orang-orang yang karam dalam gelombang dunia
Dapat dipahami bahwa da'I adalah orang perorangan dan atau lembaga/badan yang bertugas membawa orang lain kepada jalan kebenaran di lakukan melalui hikmah, baik oleh pemimpin, pengarang/penulis ataupun oleh siapapun sesuai dengan profesinya berusaha meningkatkan, kalbu dan mengembangkan kesadaran orang perorangan dan mesyarakat pada agama islam dan bersedia mengamalkannya. Apa yang di yang diuraikan di atas memberi isyarat bahwa setiap orang yang mengajak manusia kepada yang baik, dan mencegah dari perbuatan yang keji atau perbuatan mungkar adalah da'i. jadi hakekat da'I itu adalah setiap kegiatan perbuatan yang menjcegah orang per orang ataupun badan dari perbuatan mungkar dan mengajak kepada yang makruf.
A. HAKIKAT MAD'U
Unsur dakwah yang kedua adalah mad'u, yaitu manusiayang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik sebagai indifidu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragam islam maupun tidak : atau secara keseluruhan manusia, sesuai dengan firman allah QS. Saba' 28:
"Dan kami tidak mengutus kamu, malaikan kepada umat manusia seluruhnya sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringantan, tetapi kebanyakan manusia tiada mengetahui"
Kepada manusia yang belum beragama islam, dakwah bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama islam, sedangkan kepada orang-orang yang sudah beragama islam dakwah bertujuan meningkatkan kwalitas iman,islam,ihsan.
Mad'u (mitra dakwah) tertidiri dari berbagai macam golongan manusia. Oleh karena itu, golongan mad'u sama dengan menggolongkan manusia itu tediri, profesi, ekonomi dan seterusnya.
Muhammad abduh membagi mad'u menjadi tiga golongan yaitu:
1. golongan cerdik cendikiawan yang cinta kebenaran, dapat berpikir secara kritis, cepat menangankap persoalan.
2. golongan awam, yaitu, kebanyakan orang yang belum dapat berpikir kritis dan mendalam, belum dapat menangkap pengertian-pengertian yang tinggi
3. golongan yang berbeda dengan golongan diatas mereka senang membahas sesuatu tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak sanggup mendalam benar
mad'u juga dapat dilihat dari derajad pemikirannya sebagai berikut:
1. umat yang berfikir kritis, yaitu orang-orang yang berpendidikan, yang selalu berfikir mendalam sebelum menerima sesuatu yang dikemukakan padanya
2.umat yang mudah dipengaruhi, yaitu masyarakat yang mudah dipengaruhi oleh paham baru tanpa menimbang-nimbang secara mantap apa yang dikemukakan kepadanya.
3. umat bertaklid, yaitu golongan fanatic, buta berpegang pada tradisi, dan kebiasaan turun-menurun tempat menyelidiki salah satu benar.
Jadi yang dikatakan mad'u adalah orang yang menjadi sasaran dakwah dimana mad'u terdiri dari berbagai macam keadaan yang harus disiasati oleh para pendakwah untuk sesaui memberikan dakwah sesaui dengan kemampuan mad'unya, maka seorang da'I harus tepat membaca mad'unya.

C. HAKIKAT MATERI
Al-Qur'an sewaktu mengambarkan materi apa atau pesan apa yang disampaikan dalam berdakwah, digambarkan dengan banyak surat di dalam al-qur'an salah satunya surat Ali imran
وَلْتَكُنْ مِنْكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ (104)
Artinya
"dan hendaklah ada segolongan di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang ma'ruf, dan menjegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung" (Ali-Imran 104)
Banyak lagi ayat-ayat al-qur'an yang menyangkut tentang dakwah QS,30:104 disebut dengan khair, dan ma'ruf, QS: 12;108 dan QS: 16: 108 disebut dengan sabili rabbika dan memang seharusnya menjadi materi dakwah islam, paling kurang ada empat trem yang menunjukan pesan dakwah : sabili rabbika, kedua khair, ketiga, ma'ruf, dan keempat Al-islam, ini merupakan dasar dari materi dakwah islam.
Sebagai pesan dakwah diungkap dengan kata al-islam. Islam berasal dari aslama, dalam bahasa Indonesia berarti tunduk, patuh , menyerah, artinya "menyatakan kepatuhan dan menerima apa-apa yang di bawa nabi Muhammad saw, itu terhimpun dalam al-qur'an dan sunnah. Maka al-qur'an dan sunnah nabi saw harus menjadi landasan materi dakwah.
Berdasarkan apa yang di bahas di atas materi dakwah dari al-qur'an di atas , yang agak sedikit tematis, dapat di pahami bahwa bahwa yang dapat dijadikan materi dakwah bukan suatu yang datang dari allah swt saja lewat wahyunya atau yang disabdakan oleh nabi Muhammad Saw, tetapi juga adat istiadat kebudayaan atau hasil pemikiran manusia yang baik dan tidak bertentangan dengan akal sehat dan ajaran islam-dapat dijadikan sebagai materi dakwah. Justru itu tidak salah kalau al-qur'an sangat mendukung peamakayan akal/pemikiran secara maksimal karna dengan mempergunakan akal secara baik dan maksimal akan membawa manusia pada kemudahan dalam hidupnya. Seperti yang terlihat sekarang ilmu dan teknologi telah membawa manusia kapada kemudahan-kemudahan,
Dapat kita sepakati bahawa materi yang di sampaikan dalam dakwah harus berlandaskan pada al-qur'an dan sunnah
D. HAKIKAT METODE DAKWAH kata metode berasal dari bahas yunani methodos yang berati cara atau jalan, dalam bahasa indnesia kata tersebut mengandung arti cara yang teratur dalam berfikir baik untuk mencapai maksud atau memperoleh tujuan tersebut.
Metode dakwah dalam perspektif Al-Qur'an, telah dilakukan oleh nabi Muhammad secara teratur dan telah tersusun dengan baik untuk mencapai tentang pemahaman yang benar tentang apa yang di maksudkan allah dalam ayat-ayatnya.
Kenyataan ini gambaran bahwa metode dakwah yang dilakukan rasulullah dalam membawa manusia dalam islam beriskan langkah atau cara-cara yang harus ditempuh dalam melakukan dakwah islam pada manusia.
Bila dikaitkan antara methode dengan dakwah dalm suatu pengertian dapat dikatakan sebagai jalan atau cara yang dipakai juru dakwah dalam menyampaikan ajaran islam.
1. metode hikmah
kata hikmah berasal dari bahasa arab ح ك م jama'nya hikam yaitu ungkapan yang mengandung kebenaran yang mendalam, dalam bahasa Indonesia diartikan kebijaksanaan. Al-maghazawi pada pendapatnya yang sama mengemukakan hikmah mengandung semua maknayang terkanndung dalam Al-qur'an
varian pada metode hikmah dalam pandangan ilmuan, bila dikaitkan dengan tafsiran surat An-NAHL:125 sebagai kerangka dasar metode dakwah, A, hasjmi mepertegas bahwa hikmah adalah ilmu pengetahuan , sedangkan Natsir mamahami bahwa hikmah itu dipergunakan untuk semua golongan, yaitu golongan cerdik pandai, golongan awam dan golongan yang ada diatara keduanya.
2. metode maw'izhah al-hasanah
kata maw'izhah adalah perubahan kata dari akar kata dasar (w, 'a zh) artinya memberi nasehat, memberi peringatan kepada seorang yang biasa membawa taubat kepada allah swt.
Dakwah maw'izah al-hasanah tidak tertuju kepada satu keelompok orang akan tetapi juga berlaku untuk semua golongan masayarakat.kenyataan ini menunjukan bahwa pengajaran yang baik bukan hanya ditandai pemilihan materi dakwah yang menarik sesui dengan tingkat kecerdasan audiens, tetapi juga diikuti tindakan tindakan atau langkah-langkah yang dapat menjadikan tuntunan sebagai tempat berpijak bagi mayarakat.
3. metode mujadalah al-alti hiya ahsan
secara etimologi kata mujadalah berasala dari bahasa arab (jadala) artinya berbantah-bantah, berdebat, bermusuh-musuhan, sedangkan menurut istilah terdapat beberapa pendapat di kalangan ulama antara lain: ibnu sina beliyau berpendapat bertukar pikiran dengan cara bersaing dan berlomba untuk mengalahkan lawan bicara.
Memperhatikan kondisi social masarakat sejalan dengan tingkat perkembangan dan kemajuan manusia bahwa ada dua bentuk mujadalah, yaitu mujadalah Al-su'I dan mujadalah ahsan. Mujadalah ahsan agaknya dapat dikatakan berdiskusi dengan baik untuk menemukan kebenaran.
E. HAKIKAT MEDIA
Media dakwah ialah alat objektif yang menjadi saluran, yang menghubungkan ide dengan umat suatu elemen yang vital dan merupakan urat dalam totaliteit dakwah.
Kalau dilihat secara ikesplisit tidak ada penjelasan al-qur'an tentang media atau alat apa saja yang digunakan untuk menyampaikan dakwah, tetapi secara implicit banyak isyarat Al-qur'an tentang masalah media ini. Antara lain hamzah ya'cub, mengelompkan media dakwah tersebut.
1. Lisan
Bahasa adalah media pokok dalam menyampaikan dakwah islam kepada orang lain, nabi menyampaikan dakwahnya pertama kali dengan media lisan secara langsung termasuk dalam kelompok media ini adalah antara lain khutbah, pidato, ceramah, kuliah, diskusi,
2. tulisan
yakni dakwah yang dilakukan dengan perantara tulisan, umpanya buku-buku, majalah, surat-surat kabar, kuliah-kuliah tertulis, rasul pun telah mencontohkan dengan memerintahkan menulis surat yang ditujukan kepada kepala Negara yang bukan islam untuk menyeru mereka agar masuk islam, seperti surat beliyau ke kisra di Persia,heraklius di bizantium, mauqaqis di mesir, negus di ethopia, antara lain berbunyi, saya mengajak tuan memperkenankan panggilan allah peluklah islam agar tuan selamat .

Sebagai isyarat terpenting tentang peran huruf, pena tulisan dalam pelaksanaan dakwah islamiah, hal ini dapat kita pahami dalam surat al-alaq 1-5
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ(1)خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ عَلَقٍ(2)اقْرَأْ وَرَبُّكَ الْأَكْرَمُ(3)الَّذِي عَلَّمَ بِالْقَلَمِ(4)عَلَّمَ الْإِنْسَانَ مَا لَمْ يَعْلَمْ(5)
Artinya adalah
"bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang meciptakan, dia telah meciptakan manusia dari segumpal darah, bacalah, dan tuhanmulah yang maha pemurah, yang mengajarkan dengan perantara qalam, mengajarkan apa yang tidak diketahuinya
3. lukisan
yakni gambar-gambar hasil seni lukis, foto, film, media ini memang banyak menarik perhatian orang dan banyak dipakai untuk mengambarkan suatu maksud ajaran yang ingin disampaikan kepada orang lain. Namun sulit di temukan isyaratnya dalam hadist
4. audio-visual
yakni suatu cara penyampayan yang sekaligus merangsang penglihatan dan pendengaran. Bentuk ini dilaksanakan dalam televise dan media jenis lainnya, juga tidak begitu jelas isyaratnya dalam Al-Qur'an
pada akhirnya kita sanpai pada suatu hakekat atau kebenaran bahwa dalam menyampaikan dakwah perlu metode dalam penyampayan pesan dakwah, penyampayan atau penempatan metode yang tepat sasaran dapat menimbulkan suatu keberhasilan dalam dakwah, sebaliknya jika penempatan metode kurang tepat akan menyebabkan kurang diterimanya pesan oleh audian yang menybabkan gagalnya dakwah .

ANALISI

A.MEWUJUDKAN DA'I ISLAM
Dalam mewujudkan da'I islam yang bebobot sangat banyak hal yang harus diperhatikan, dalam perkembangan dakwah akhir-akhir ini kita dapat melihat banyak bermunculan da'I karbitan karena tidak memiliki kwalitas yang baik sebagai seorang juru dakwah, akibatnya apa? Pesan yang disampaikan kepada mad'unya tidak sampai sehingga sering terjadi salah memahai.
Untuk mengatasi hal yang seperti ini yang harus di perhatikan adalah kwalitas yang benar-benar mapan dengan ilmu pengetahuan sebelum turun kemasyarakat, paling tidak ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam mewujudkan da'I islam yang berkwalitas ini diantara:
1. meneladani allah dan rasul
persyaratan utama yang harus dipenuhi oleh seorang juru dakwah harus meneladani allah dan rasulnya artinya berakhlak dengan akhlak allah: mengaktualisasikan asma allah yang seluruhnya bermakna mulia, serata memperlihatkan wajah allah dimuka bumi. Sebagaimana akhlak rasul itu adalah Al-qur'an da'I harus berusaha mengamalkan Al-qur'an dengan seutuhnya.
2.mencintai allah dan rasul lebih dari yang lain
para pendakwah harus memahami bahwa yang ia sampaikan adalah pesan-pesan sacral yang tidak dapat ditawar dengan apapun, segala betuk bujukan dan rayuan yang dating dari pihak-pihak yang ingin menghancurkan dunia islam agama allah harus ditolak metah-mentah sebagai menifestasi sikap cintanya kepada agama.
3.anti maksiat dan mungkarat.
bentuk berhala yang sangat dekat dengan manusia dan sebenarnya sangat dirasakan adalah maksiat. Seorang da'I harus peka terhadap mesalah ini dengan menasehati penguasa agar melaksanakan amarma'ruf nahi mungkar.
Singkatnya menurut penulis dalam mewujudkan islam yang berkualitas minimal dia harus memiliki dua buah hal yang utama yaitu pengendalian diri dan keteladanan, dengan pengendalian diri ia akan terhidar dari yang memalingkanya dari misi islam, sedangkan dengan keteladanan misi yang dia emban akan lebih mudah di terima oleh masyarakat

B.MEWUJUDKAN MAD'U ISLAM
Seperti yang kita ketahui unsur yang kedua dari factor factor dakwah itu adalah mad'u yang akan menjadi sasaran dakwah baik terdiri bahwa dia beriman atau tidak beriman, dalam obyek dakwah seorang mad'u tidak dibedakan, tetapi memisahkan cara atau methode penyampaiyannya antara sudah muslim dengan yang belum muslim.
Pembedaan ini di lakukan karena tingkat pemahamannya antar muslim dengan nonmuslim itu jauh berbeda sehingga dalam mewujudkanya itu mad'u ini. Adapun cara-cara yang ditempuh itu berbeda karena ingin memaksimalakan pesan agar pesan sampai tepat sasaran pada mud'u
Al-Qur'an mengenalkan beberapa tipe mad'u secara umum mad'u terbagi tiga, yaitu, mukmin, kafir,dan munafik , didalam Al-Qur'an selalu digambarkan bahwa, setiap rasul menyampaikan risalahnya, kaum yang di hadapinya terbagi dua: mendukung dan menolak.
Sebelum kita mampu mwujudkan mad'u islam kita harus mampu mengolongkan manusia itu sendiri, profesi, ekonomi, penggolongan mad'u tersebut antaralain:
1.dari segi segi sosiologis, masyarakat terasing, masyarakat pedesaan, perkotaan, kota kecil,serta masyarakat daerah marjinal dari kota besar
2.distruktur kelembagaan, ada golongan priyangi, abangan dan santri, terutama pada masyarakat jawa.
3.dari segi tingkatan usia, ada golongan anak-anak, remaja, dan golongan orang tua.
4.dari segi profesi, ada golongan pentani, pedagang seniman, buruh, pegawai negri.
5.dari segi tingkatan social ekonomi, ada golongan kaya, menengah, miskin
6.dari segi jenis kelamin, ada golongan pria dan wanita
7.dari segi khusus ada masyarakat tunasusila, tunawisma, tunakarya nara pidana, dan sebagainya .
dalam mewujudkan mad'u kita harus memperhatikan hal-yang diatas seperti bagaimana memperhatikan calon mad'u ini jika berhasil ini akan baik sekali bagi perkembangan dakawah.
C.mewujudkan Materi Dakwah islam
Materi dakwah adalah seluruh ajaran yang mencakup dalam al-qur'an dan sunnah rasul yang meliputi tiga prisip pokok: akidah, akhlak dan hukum-hukum yang biasa disebut dengan "syari'at islam " walaupun pengertian syariat islam itu sendiri biasa di kacaukan dengan pengertian fiqh atau hukum islam.
Kosep pokok yang merupakan syari'at islam itu merupakan ajaran yang diwahyukan allah untuk disampaikan didakwahkan kepada seluruh manusia. Syari'at islam itu dijabarkan dalam berbagai pomponen sesuai dengan bidang garapannya, yaitu selain dari yang tiga primsip pokok tersebut juga termasuk seperti ukhwah, pendidikan, social, ekonomi , kebudayaan dan msyarakat.
Dengan demikian, materi dakwah meliputi seluruh ajaran
agama islam dengan segala aspeknya dan hal ini dengan keberadaan rasul, sebagai rahmat di alam ini sesui dengan Al-qur'an surat Al-anbbiya':107 dalam kaitan ini Mustafa al-maraghi mengatakan ayat 107 surat Al-anbiya' itu mengandung prinsip behwa tuhan tiada mengutus rasul dengan membawa agama dan syari'at serta hukum-hukum yang berhubungan dengan kebahagiaan dunia dan akhirat, melainkan sebagai rahmat dan petunjuk bagi manusia seluruhnya.
Karena objek dakwah meliputi seluruh umat manusia tanpa terkecuali, sementara manusia adalah makhluk memiliki unsur materi dan immateri. Unsur materi terdiri dari akal jasmani, sedang unsur immateri terdiri dari akal dan jiwa. Dengan begitu maka al-qur'an dalam mengarahkan materi dakwahnya kepada obyek (manusia) tampaknya cenderung memandang manusia baik dari unsure materi maupun unsur immateri.
Dalam menyajikan materi dakwah kepada manusia hendaklah melaui jiwanya dan menyampaikan dengan hati sehingga pesan yang disampaikan juga sampai di hati pendengar, Al-qur'an tampak mengambarkan kesucian jiwa seorang pada kondisi puncak, misalnya seperti saat nabi menerima wahyu. Dalam pada itu Al-qur'an mengaitkan gambaran hal itu dalam situasi yang bersifat materi.
Al-qur'an juga memberi juga sajian materi dakwah melalui akal manusia untuk mencapai kebenaran, sebagai contoh, al-qur'an memberi petunjuk untuk meninggalkan semua pendapat terdahulu yang tudak memiliki argument yang meyakinkan, maka jadikan al-qur'an dan sunnah menjadi landasan dasar dalam mengembangkan materi dakwah yang sudah sangat sempurna yang langsung diturunkan oleh allah rabbil'alamin.
D.MEWUJUDKAN METODE DAKWAH ISLAM
Mengemban dakwah Islam pada saat ini, hendaknya dikembangkan dengan metode yang sama sebagai mana masa-masa sebelumnya, yaitu dengan menjadikan metode dakwah Rasulullah SAW sebagai suri teladan, tanpa berpaling sedikitpun dari metode tersebut, baik secara keseluruhan maupun dalam perinciannya, tanpa memperhatikan perkembangan zaman sama sekali. Sebab, yang berkembang hanyalah sarana dan bentuk kehidupan, sementara nilai dan maknanya sama sekali tidak akan berubah, walaupun zaman terus berputar, dan bangsa-bangsa maupun negeri-negeri berbeda-beda.
Oleh karena itu, mengemban dakwah Islam membutuhkan keterusterangan dan keberanian, kekuatan (sikap-pent.) dan pemikiran, menentang setiap hal yang bertentangan dengan ide maupun metode, serta menghadapinya dengan cara menjelaskan kepalsuannya, tanpa melihat hasil dan kondisi yang ada.
mereka diajak --tanpa paksaan-- untuk memeluk mabda Islam. Sebab, dakwah menuntut kedaulatan hanya untuk Islam semata, bukan untuk yang lain dan bahwasanya hanya Islamlah yang berkuasa di tengah-tengah masyarakat, sebagaimana firman Allah SWT:
هُوَ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُولَهُ بِالْهُدَى وَدِينِ الْحَقِّ لِيُظْهِرَهُ عَلَى الدِّينِ كُلِّهِ وَلَوْ كَرِه الْمُشْرِكُونَ(33)
"Dialah yang telah mengutus Rasul-Nya (dengan membawa) petunjuk (Al-Quran) dan agama yang benar, untuk dimenangkan-Nya atas seluruh agama, walaupun orang-orang musyrik tidak menyukainya" (At-Taubah 33).
Sikap dan tindakan seorang pengemban dakwah Islam, yaitu menyampaikan dakwah secara terang-terangan; menentang segala kebiasaan, adat istiadat, ide-ide sesat, dan persepsi yang salah; bahkan akan menentang opini umum masyarakat kalau memang keliru, sekalipun untuk ini dia harus bermusuhan. Begitu pula dia akan menentang kepercayaan-kepercayaan dan agama-agama yang ada, sekalipun harus berhadapan dengan kefanatikan para pemeluknya atau harus menghadapi kebencian orang-orang yang dungu dalam kesesatannya.
Dakwah mengajak memeluk Islam terutama ditujukan untuk memperbaiki setiap aqidah/kepercayaan, menguatkan hubungan dengan Allah SWT, dan menjelaskan kepada masyarakat tentang berbagai pemecahan problematika kehidupannya. Dengan cara ini, dakwah akan menjadi dinamis yang mencakup seluruh aspek kehidupan.

E. MEWUJUDKAN MEDIA DAKWAH ISLAM
Menurut pandangan saya pada masa mendatang dakwah khusus harus lebih banyak berbuat dan berkiprah sesaui dengan tuntutan zaman oleh karena itu untuk pengembangan dakwah pada masa-masa mendatang harus dibuat seuatu yang lebih berarti dengan hal yang lebih besar skopnya dakwah tidak hanya di mesjid-mesjid berikut berapa hal yang mesti kita kembangkan:
1.pengembangan dakwah melaui kelembagaan
lembaga baga dakwah sampai saat ini masih menunjukkan eksistensinya sebagai lambaga terdepan dalam membina masyarakat. Namun mengingat garapan yang luas lembaga dakwah harus di tingkatkan.
2.pengembangan mobilitas social
a)program pengiriman da'i
b)gerakan jama'ah dan dakwah jama'ah
c)maksimalkan media
3.mengembangkan media masa dan dakwah
pemamfatan media untuk dakwah dapat kita lakukan jika kita mampu memberdayakan sumber daya kita kita lakukan secara optimal hal ini berarti kita harus tau seluk beluk teori dan praktek media komunikasi. Komunikasi antar manusia pada dasarnya adalah proses interaksi antara komunikator dengan komunikan dengan tujuan untuk mencapai suatu kesamaan pengertian, pemahaman, penghayatan dan pengamalan.
Untuk itu kita harus mamfaatkan media yang sudah ada walaupun kita belum memiliki media sendiri yang akan benar-benar meyujudkan dakwah sebagai sebagai pilarnya, pada kesimpulannya mari sama-sama kita isi semua media baik itu cetak ataupun elektronik dengan pesan-pesan dakwah.
pada khirnya kita sanpai pada suatu hakekat atau kebenaran bahwa dalam menyampaikan dakwah perlu metode dalam penyampayan pesan dakwah, penyampayan atau penempatan metode yang tepat sasaran dapat menimbulkan suatu keberhasilan dalam dakwah, sebalaiknya jika penempatan metode kurang tepat akan menyebabkan kurang diterimanya pesan oleh audian yang menybabkan gagalnya dakwah .

C.PERIODEISASI FILSAFAT DAKWAH
Dakwah sendiri merupakan aktifitas yang snatiasa diwajibkan kepada setiap kaum muslimin, karna nabi menyampaikan pada hadisnya sampaikanlah walaupun satu ayat, ini membuktikan bahwa dakwah bukan kewajiban da'I saja tapi kewajiban setiap orang yang beragama islam tentunya sebatas kemapuannya. Dakwah islam yang pertama sekali mamulai adalah nabi besar Muhammad saw setelah allah menunjuk beliau sebagai rasul untuk sekalian alam. Dimana dakwah itu dimulai dimekah dan berkembang pesat di medinah setelah beliau hijrah atas perintah allah swt. Dakwah nabi begitu mendapat sambutan oleh masyarakat madinah, berbeda halnya dengan di mekah dakwah dilakukan tapi ruangnya begitu sempit dan tidak mendapat sabutan dari masyarakat setempat sehingga dakwah tidak berjalan dengan baik.
Kemudian dilanjutkan oleh para khalifa-khalifah setelah nabi dan para ulama ulama pada generasi selanjutnya, kalau kita berbicara tentang filasfat dakwah ini merupakan hal yang baru yang tidak di dekenal pada masa sebelumnya, ilmu bidang studi filsafat dakwah merupakan upaya para ahli dakwah untuk mencoba memfermentasikan dakwah dengan filsafat sebagaimana kita ketahui bahwa dakwah merupakan aktifias mengajak manusia denagn baik tentunya kearah islam, sedangkan filasafat merupakan ilmu yang sebenarnya berasal dari yunani tentang hakikat atau mencari kebenaran yang sebenarnya.
Jadi dalam aktifitas filsafat dakwah berkembang pada fakultas dakwah tentu pada akhir abad 19 yang bertujuan mencari bagaimana sebenarnya hakikat dari dakwah, bagaimana dakwah ini difungsikan sebagaimana fungsi yang sebenarnya, artinya pada hakekatnya tujuan dan hakekatnya dakwah yang sesungguhnya adalah menyeru pada jalan yang sudah digariskan pada manusia sehingga manusia diatur dengan aturan allah yang menyebabkan manusia hidup selaras dengan aturan allah yang membawa berkah kepada seluruh alam karna islam adalah agama selamat, dan menyelamatkan manusia dari kehancuran.
Filsafat dakwah sangat membantu proses pengembangan dakwah kearah yang lebih baik yang dapat menimbulkan kesinabungan.

DAFTAR PUSTAKA
Salmadanis, 2004, da'I dan kepemimpinan, Jakarta: The minangkabau fondition
Salmadanis, 2003, filsafat dakwah, padang:penerbit Surau
Pimpinan pusat muhamadiyah, 2004, dakwah islam kontemporer, Jakarta: penerbit pustaka muhammadiyah
Amin, jum'ah, 2005, fiqih dakwah, pajang: Era Intermedia
Mustafa, Muhammad, 1982, sejarah dakwah islam, Surabaya: PT. Bina ilmu
Tim fakultas dakwah IAIAN Imam Bonjol, 2003, filsafat dakwah, Jakarta: kartika insan lestari

Tidak ada komentar: