Rabu, 16 November 2011

BELAJAR DARI PENDIDIKAN JEPANG

Rabu, 16 November 2011 02:07

HABIBUL FUADI

Perjalan dua minggu tersebut merupakan pengalaman yang sangat berharga baginya, me­nelusuri beberapa sekolah kota di Jepang. Raut wajahnya nan cerah menyambut Haluan di kediamannya Komplek Cen­dana Lubuk Buaya.

Dia adalah salah satu dari orang enam orang Indonesia yang beruntung mengikuti pelatihan yang diselengarakan oleh Jepan International Cor­porate Agency (JICA), sebuah lembaga Internasional Jepang, yang konsen dalam pem­be­nahan pendidikan.

Habibul Fuadi dan ka­wannya berangkat tanggal 8-22 Oktober lalu untuk di training, mereka kuliah bersama para pakar pendidikan Jepang, diberikan penjelasan dan diajak berkeliling pada tujuh sekolah ternama yang ada di jepang, terkait bagaimana Jepang menerapkan sistem pendidikan.

Saat ini, Program yang dijalankan JICA sendiri sudah jalan tahun ketiga, kerjasama tersebut terjalin antara Jepang dan Negara-negara berkembang termasuk Indonesia.

Menurut Habibul Fuadi, program Listen Study yang di terapkan pada pendidikan Jepang, merupakan kunci yang membut pendidikan mereka dapat berkembang dengan cepat. Listen study merupakan salah satu program yang dapat disebut dengan managemen hak belajar setiap murid.

Maksudnya adalah, setiap guru wajib memberikan per­hatian khusus bagi setiap murid, dengan memantau setiap per­kembangannya. Guru di­wa­jibkan mengamati murid-muridnya, mencari tahu apa­kah murid tersebut sudah belajar sesuai dengan harapan, atau masih belum memenuhi kriteria yang diharapkan.

“Selama saya berkunjung ke beberapa sekolah Jepang, para guru memang lebih men­dorong siswa agar aktif ber­diskusi dengan siswa yang lain, cara ini lebih dikenal dengan sebutan Colaboratif Learning. Para guru hanya lebih dite­kankan memperhatikan per­kembangan siswa,” katanya.

Di SMP Ushiko Johnam Tokyo, bahkan telah me­nerapkan Community Lear­ning. Maksudnya ada­lah, pada waktu-waktu tertentu proses belajar mengajar antara guru dan murid dapat dilihat oleh para wali murid, dan siapa saja yang berkeinginan melihat. Bahkan, pihak sekolah mengun­dang secara khusus para orang tua murid pada hari itu.

Semua dikelola oleh pihak sekolah, dari mulai program pembelajaran hingga makanan yang dikomsumsi oleh para siswa ketika istirahat. “ Saya tidak menemukan di sana jajanan lepas seperti di sekolah-sekolah kita disini. yang paling mengesankan bagi saya, dan kawan-kawan selama ber­kunjung di sekolah-sekolah jepang tersebut adalah, ter­jalinnya kedekatan antara murid dan gurunya. Ungkap Habibul Fuadi.

Dalam training tersebut, dari enam orang peserta In­donesia, Ikut bersamanya Darmalis kepala sekolah SMP 1 Padang, sebagai kawan yang mewakili peserta dari wilayah Indonesia bagian barat.

Mengawali karir sebagai guru Biologi, Habibul Fuadi Kini menjabat sebagai Kabid luar sekolah pada Dinas Pen­didikan kota Padang.(h/yat)

Tidak ada komentar: