Minggu, 12 April 2009

sejarah islam

A. SEJARAH SINGKAT DINASTI ABBASIYAH
dinasti abbasiyyah didirikan oleh Abdullah as saffah bin Muhammad bin ali bin bin abdillah bin abbas. Dinamakan khilafah abbasiyyah karena pendiri dari penguasa negri ini adalah keturunan al- abbas paman nabi saw dalam kekuasan dinasti abbasiyyah pusat pemerintahan di pindahkan ke kuffah dan akhirnya ke bagdad sampai runtuhnya daulah abbasiyyah. Bagdad dijuluki sebagai "madinah as salam"
Mereka Berpendapat bahwa Periode awal merupakan periode keemasan dalam ilmu, sastra, pemerintahan , politik periode ini dikenal dengan khalifah yang agung, sedangkan periode kedua merupakan kemunduran, periode ini di tandai dengan melemahnya pemimpin, hilangnya wibawa khalifah, terpecahnya negri - negri dan berkuasanya hawa nafsu
Ada juga yang membagi periode abbasiyyah berdasarkan golongan yang memerintah di bagi menjadi lima periode
1. Periode I (132 H/750 M-232/847 M) Pengaruh Persia
2. periode II (232 H/874 M-334 H/9445 M) Pengaruh turki pertama
3. periode III (334 H/9445 M-447 H/1055 M) pengaruh Persia dua
4. periode IV (447 H/1055-M-334 H/1055 M), pengaruh turki dua
5. periode V (590 H/1194 M-656 H-1258 M) kekuasaan aktif sekitar bagdad
B. KEHIDUPAN DAKWAH DIMASA DAULAH ABBASIYYAH
Daulah abbasiyyah adalah daulah yang berdiri dengan tegas di atas panji- panji islam. Selama lima abad perjalanannya, daulah ini senjadi sarana dakwah dan pendukung dakwah islam, dengan semangat dakwah yang tinggi, daulah ini menjadi kerajaan islam yang telah dapat mengubah dunia dari gelap menjadi terang: dari mundur menjadi maju sehingga menciptakan peradapan yang gilang – gemilang yang penuh dengan penuh dengan kemajuan yang luar biasa pada saat itu.
Dakwah pada masa ini dapat dibagi menjadi dua level, yaitu Negara / pengusa dan level masarakat, sehingga dakwah tidak hanya di emban oleh pribadi tapi juga diemban oleh Negara, sehingga dakwah islam tersebar secara lebih luas dan menyeluruh keseluruh penjuru dunia

1. LEVEL NEGARA DAN PENGUASA
a. para khalifah pada masa keemasannya adalah seorang ulama yang cinta ilmu. Mereka memuliakan ulama dan pujangga, serta membuka pintu - pintu istana selebar-lebarnya buat mereka. Putra-putra khalifah juga dapat pendidikan khusus tantang agama dan kesusastraan, agar mereka menjadi ulama dan pujangga.
b. mendorong dan memfasilitasi upaya penerjemahan bebagai ilmu dari berbagai bahasa ke bahasa arab, seperti filsafat, ilmu kedokteran, ilmu bintang, ilmu pasti, ilmu fisika, ilmu musik, dan lain-lain
c. melakukan perluasan dan pembinaan wilayah dakwah, dakwah perluasan wilayah pada masa ini dibilang hampir - hampir tidak ada, yang hanyalah pembinaan wilayah-wilayah yang sudah berada di pangkuan islam sejak zaman umayyaah. Ada upaya untuk menundukkan konstantinopel, tapi belum berhasil.
d. Mendorong dan memfasilitasi pembaruan system pendidikan dengan munculnya madrasah nidzamul muluk dan madrasah nidzamiyyah di bagdad. Dari madrasah inilah lahir ulama-ulama besar
e. Setelah cahaya daulah abbasiyyah mulai redup secara politik, peran dakwahnya pun menjadi tidak kuat.
2. LEVEL MASARAKAT
Mekipun islam pada level Negara menunjukkan kelesuan, tetapai dengan rahmat allah, pada level masarakat aktivitas tidak tidur, dan tidak terpengaruh oleh kelemahan dan kerusakan yang tejadi pada level negara. Barangsiapa menelusuri kitab- kitab thabagat dan tarajin (kitab yang berisi biografi para ulama) akan menemukan bagaimana aktivitas ilmiah dan dakwah menjamur di Baghdad ketika itu Menjadi – menjadi dan sekolah – sekolah penuh dengan kajian ilmiah. Materinya sangat bervariasi, diantaranya kajian kitab, membaca al-qur'an, meriwayatkan hadis, mendengarkan ceramah agama, dan lain-lain. Para ulama pada masa ini memiliki paran dan pengaruh yang sangat besar, bahkan kadang mengalahkan paengaruh para khalifah. Ketika harun ar-rasyid tiba disebuah tempat, dia melihat sebuah tempat- orang-orang sedang bergegas menemui al-mubarak, hingga lokasi tersebut menerbangkan debu dari banyaknya kaki – kaki yang bekerumun di sekitar ibnu al-mubarak, melihat pemandangan itu, istri harun ar-rasyid berkata: " ada apa ini? Rombongan tersebut menjawab " ada seorang ulama datang dari khurasan di sini". Dan ia berkata " demi allah inilah raja yang sebenarya, karena harun ketika ingin mengumpulkan masarakat tersebut, ia harus menggunakan para pembantunya untuk mengumumkan acara pertemuan tersebut" jika seorang khalifah meninggal maka tidak begitu banyak orang yang mengantar kekuburan, tetapi jika ulama yang meninggal masarakat berbondong – bondong mengucapkan bela sungkawa dan mengantarnya ke pekuburan. Di saat imam ahmad meninggal dunia jenazah beliau di antar jemaah yang tak terhitung jumlahnya. Inilah perbedaan orang yang menguasai hati dan orang menguasai dunia.
Mesjid – mesjid di bagdad, basrah, kuffah, dan lainya dipenuhi oleh para ulama, penceramah, ahli hadis, dan lainnya. Mereka memiliki pengaruh besar dalam dalam pencerahan iman masarakat. Materi yang menonjol saat itu adalah tazkiyatun nufus (pembersihan hati), peringatan tentang negeri akhirat, serta seruan agar tidak terperdaya dengan kehidupan dunia, tampaknya materi - materi seperti ini mencuat ke permukaan sebagai reaksi atas kemewahan dan kemaksiatan yang terjadi di tingakat level penguasa.. dintara Da'i yang terkenal pada saat itu adalah ibnu simak yang lebih dikenal dengan sebutan "wa'idz rasyid" (Da'i yang bijak). Beliyau adalah ahli hadist yang menyentuh hati pendengarnya. Iman ahmad adalah diantara ulama hadist yang mengambil riwayat dari ibnu simak. Diantara hal yang cakup mengesankan adalah ketika pertemuan beliau dengan khalifah harun ar rasyid, Harun berkata kepadanya: wahai simak, nasehatilah aku. "beliyau berkata: "wahai amirul mukminin! Bertakwalah kepada allah yang tiada sekutu baginya. Sadarilah bahwa suatu hari, engkau akan berdiri di hadapan allah, lalu kamu diarahkan kepada salah satu dari dua tempat tinggal, yaitu surga atau neraka, tidak ada tempat lain."saat itu juga harun meneteskan air mata hingga basah jenggaotnya
Meskipun ada kelemahan yang nyata pada di level pimpinan dan banyak penyimpangan beragama, namun dengan rahmat allah, gerakan dakwah berjalan terus baik yang dilakukan oleh pribadi-pribadi maupun yang dilakukan oleh kelompok. Para da'i berangkat melaksakan kewajibannya ke berbagai tempat, dan diantara hasilnya adalah masuk islamnya sepertiga penduduk anak benua India dan masuk islamnya penduduk negeri cina dalam jumlah yang cukup besar.
Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan juga tidak mengalami hambatan dan bahkan merambah berbagai bidang ilmu pengetahuan lain. Pada abad ke dua dan tiga, gerakan menulis ilmu-ilmu agama dan bahasa cukup bergairah. Diatara ilmu yang berkembang adalah hadist, fiqih, tafsir, tarikh, dan sirah.
C. ULAMA-ULAMA PADA MASA KHILAFAH ABBASIYYAH
Diantara kebanggaan pada periode pada masa ini adalah munculnya imam-imam besar dalam sejarah peradapan islam, yang menguasai berbagai diiplin ilmu hadist, ilmu fikih, juga hidup pakar-pakar nahu
1. Ulama Ilmu fiqih
adapun ulama ilmu fiqih yang hidup pada masa ini adalah imam fiqih empat mazhab yaitu:
• Abu Hanifah
• Imam malik bin anas
• Imam syafi'i
• Imam ahmad
kitab fikih paling terkenal pada masa itu adalah Mwattaha karya imam malik dan kitab Al-khraj karangan abu yusuf.
2. Ulama Ilmu Hadist
Diatara ulama hadist terkemuka saat itu adalah ulama – ulama yang sangat popular yang sangat di akui otoritasnya dalam ilmu hadist
• Imam Muhammad bin ismail al-bukhari
• Imam muslim bin hajjaj al-Qusyairi
• Abu daud as Sijistani
• Abu isa at tirmizi
• An nasa'i
• Dan ibnu majah
3. Ulama ilmu Nahu
hidup juga pakar-pakar nahu
• umar ats-tsaqafi
• abu umar bin al A'la'
• khalil bin ahmad


4. diantara ulama ilmu tafsir adalah
• abu ja'far ath- thabari
5. Ulama ilmu tarikh
• ibnu ishaq
• Al- Hisyam
• Al- Waqidi
• Ibnu sa'ad
• Al- baladzuri
D. SARANA PENDIDKAN DAN DAKWAH KHILAFAH ABBASIYYAH
maktab/kuttab dan mesjid, yaitu lembaga pendidikan terendah, tempat anak-anak mengenal dasar – dasar bacaan, hitung-hitungan dan tulisan: dan tempat para remaja belajar dasar – dasar bacaan ilmu agama, seperti tafsir, hadis, fiqih dan bahasa.
Tingkat pedalaman. para pelajar yang ingin memperdalam ilmunya, pergi keluar daerah untut menuntut ilmu kepada seorang atau beberapa orang guru yang ahli dalam bidangnya masing – masing, ilmu yang di tuntut dalah ilmu –ilmu agama pengajaranya berlangsung di masjid masjid atau di rumah – rumah ulama bersangkutan. Bagi anak penguasa pendidikan dan dakwah islam berlangsung di istana penguasa tersebut memanggil ulama ke sana.
Lembaga seperti ini berkembanng pemerintahan bani abbas, dengan di bangunnya perpustakaan pada masa itu lebih merupakan universitas, karena di samping terdapat kitab-kitab disana orang juga dapat membaca, menulis dan bedikusi
Perkembangan lembaga pendidikan itu mencerminkan perkembangan ilmu pengetahuan, hal ini sangat ditentukan oleh perkembangan bahasa arab, baik bahasa administrasi yang sudah berlaku sejak zaman bani umayyah, maupun sebagai bahasa ilmu pengetahuan. Singkatnya pada masa khilafah islamiayah baik mulai dari masa Nabi Muhammad saw sampai pada ke khilafahan yang terakir yaitu daulah khilafah ustmaniah islam diterapkan dalam kehidupan kita dan menjadi kunci kecermelangan umat islam berabat-abat, ketika islam itu sudah tidak lagi menjadi dasar umat untuk beragama dan bernegara maka umat jatuh dalam lembah kemerosotan yang amat parah, maka tugas kitalah sebagai pengemban dakwah untuk mengembalin kejayaan islam itu kembali dengan berjuang untuk menerapkan islam ditengah-tengah kaehidupan.
Wahyu Ilaihi, S.Ag, Harjani Hefni, Lc.,MA, Pengantar Sejarah Dakwah, Jakarta: kencana, 2007
Alwi Sihab, Membedah islam di barat : menepis tudingan meluruskan ke salah pahaman, Jakarta: Gramedia pustaka utama, cetakan I, 2004
Abu a'la Al- Maududi, Khilafah dan kerajaan, Bandung: 1996
Badri yatim, Sejarah Peradapan Islam, "Dirasah Islamiyah II", Jakarta: PT Raja Gravido persada, 2002

Penulis



Rahmat Hidayat
Mamasiswa IAIN Imam Bonjol Padang
jurusan KPI semester IV




































Tidak ada komentar: